Menuntut kefahaman

Apa bedanya orang yang memberi kemanfaatan untuk kepentingan orang lain dan orang yang dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain? - assalamu'alaykum, selamat pagi semuanya -

'alaykumsalam wr. wb. Selamat senja. Kefahaman yang membedakan keduanya. Seseorang yang bergerak atas dasar kefahaman, Insya Allah dia memberi kemanfaatan kepada orang lain. Namun, bila dia bergerak atas dasar taqlid buta, bukan tidak mungkin dia dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain.

Waaaaah.. keren mb rani, hehe

=======================================================

Tiga paragraf diatas adalah penggalan sms di akhir Sabt kami. Anak itu lucu sekali, setiap saya posting atau berkomentar saya pasti selalu dibilang keren. Hehehe, padahal mah. Ya gitu deh. KEREN. Halah, ujub. Astaghfirullah.. Sudahlah, ga penting banget membahas kekerenan saya. Yang mau saya kulik-kulik adalah kefahaman.Kefahaman tentang agama dan kefahaman tentang tanggung jawab. Al Quran dan hadist telah menegaskan urgensi pemahaman. Diantaranya adalah sebagai berikut :

“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. “ (Az-Zumar [39]:9)
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (al Jatsiyah [45]: 18)
“Wahai manusia, sesungguhnya ilmu hanya akan didapati dengan belajar, sedang pemahaman hanya akan didapat melalui pendalaman (tafaquh), dan barangsiapa yang dikehendaki Allah baik maka ia akan diberi kepahaman dalam agama, sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah ulama” (HR. Bukhari)
 “Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah memberikan kepahaman tentang agama dan memberinya ilham kelurusan” (HR. Thabrani)

Seorang muslim sejati harus memiliki pemahanan yang memandai tentang Islam. Setidaknya dia mampu membedakan antara yang haq dan yang batil, yang halal dan haram, yang wajib dan sunah, serta mengetahui masalah aqidah dan hukum. Dengan memiliki kepahaman yang kuat, maka seseorang bisa mempertahankan prinsipnya, tidak terpengaruh dengan keadaan lingkungan, bahkan bisa mempengaruhi orang-orang lain untuk berbuat kebaikan dan membuat suatu perubahan. Pemahaman merupakan buah dari penghayatan akan ilmu. Ilmu yang didapatkan mendorong untuk memperbaiki diri, menuntun hidupnya serta memperjuangkan aqidahnya. 

Seorang  muslim yang telah memahami  ajaran  agamanya akan mengetahui  makna syiarnya, yaitu “Al-Qur'an adalah dustur kami dan Rasul adalah qudwah kami." Sehingga dalam mencapai tujuan suci, mereka rela menjual  jiwa dan hartanya kepada Allah SWT.  Dengan keimanannya mereka merasa tak berhak lagi atas jiwa dan hartanya. Jiwa dan hartanya telah di wakafkan di jalan Allah demi mensukseskan dakwah dan menyampaikannya kepada  segenap hati  mausia.  Allah berfirman pada surat At Taubah ayat 111 :

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."

Apakah seorang muslim dapat dikatakan muslim yang benar dan kaffah jika tidak membekali dirinya dengan kepahaman dengan Islam?

Apakah seorang jundi dapat melaksanakan amanahnya dengan baik jika tidak memahami tanggung jawabnya?

Suatu amalan ataupun gerakan yang tidak ditegakkan atas kefahaman adalah rapuh. Ia mudah goyah dengan hujjah musuh. Tidak akan tahan ujian kesulitan dan akan runtuh bila terjadi gesekan antara kepentingan agama dan kepentingan dunia. Cenderung pada sifat jumud, beku dan kaku, yang menyebabkan kesulitan pada diri sendiri dan orang lain karena tidak nampak rukhsah yang diberi oleh Allah SWT. Kalau sesuatu amalan itu dibuat atas dasar tahu tanpa disertai kefahaman, jadilah amalan itu sekedar betul lahirnya tapi batinnya rusak.
Bergerak atas dasar taqlid atau ikut-ikut dan menjadi muslim karena dilahirkan sebagai muslim. Bergerak karena kelebihan dalam pergerakkannya dapat mengakibatkan terjadinya keterikatan terhadap individu, bukan keterikatan yang didasari oleh aqidah. Bergerak atas dasar yang bukan kefahamanlah yang akan menyebabkan wala’ (loyalitas) yang diberikan hanyalah untuk pergerakan itu dan bukan untuk Islam.
Namun, bukan berarti mereka yang bergabung karena ikut-ikutan, hobi ataupun ndak ada kerjaan tidak boleh ikut dalam barisan dakwah. Siapapun yang dapat memberi manfaat pada kerja dakwah adalah aset yang perlu dimanfaatkan. Mereka yang masuk dalam golongan ini hanya perlu dipahamkan, dan itulah tugas para pendakwah. Memberikan pemahaman dan ilmu melalui proses pentarbiyahan dan memfasilitasi mereka untuk terjun ke medan dakwah. Hingga pada akhirnya nanti, mereka akan paham akan ruh pergerakan. Dan dengan demikian, mereka akan memberikan kemanfaatannya terhadap orang lain, bangsa, negara dan Dien Islam.









0 comments:

Posting Komentar

 
;