0 comments

Agustus Untukmu

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (QS.Maryam:33)

Pengakhiran teritorial Agustus,

Nyaris saja waktu melangkah di perbatasan teritorial September. Secara matematis angka usiamu pun bertambah satu, namun jatah hidupmu pastinya berkurang. Hari demi hari mengisahkan kehidupanmu dalam jejak jejak waktu. Dan aku hanya diam membisu, diam bukan tanpa bahasa. Bahasa yang tak perlulah kau tahu. Karena tanpa sepengetahuanmu, semoga para malaikat disana akan turut mengaminkan do'a-do'aku. Ditambah mendo'akan kebaikan yang serupa pula untuk diriku sendiri. Subhanallah.. inilah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah.

Aku terlambat? Hmm, mungkin menurutmu. Aku tak perhatian? Sejatinya, hanyalah Allah yang lebih tahu.

Bagiku, persaudaraan yang dibina tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun. Tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengirim ucapan-ucapan selamat melalui email. Tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengirimkan ucapan-ucapan selamat melalui SMS, MMS, dan lain sebagainya. Tahukah kau, ada hal yang lebih penting dari hal itu. Yaitu, siapa yang paling tulus mendoakanmu semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa.

Mungkin aku tidak selalu ada saat kamu bahagia. Dan aku pun sering tidak ada saat kamu berduka. Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian. Yakinlah kawan, insya Allah, do'aku bersama kamu.

kuharap, engkau belumlah singgah di tepian jengah
dalam pulau-pulau dingin di kutub kerinduan
yang hanya duduk membeku dan memandang
dentang usia rentetan berita
engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah

semoga berkah selalu melimpah
bagai pendar bulan dalam dansa beribu kunang kunang
karenanya malam tak lagi gulita
dan temaramnya menghapus dahaga
karena kita kini adalah kita nanti
kita punya cahaya, dan dengan itu kita jadikan semua berarti

demi harapan
demi masa depan
demi kebahagiaan
demi Allah, teruslah berjuang

Agustus untukmu, tak perlu kau sangsi ...

Dedicated to:
Semua makhluk yang berkurang jatah hidupnya, semua makhluk yang bertambah nilai usia di Agustus ini, semoga Allah memberkahi kita, mereka dan semua





0 comments

Muara Senja

nila tersimbah kecupan cuaca
menguras awan melebur raga
basah tenang geliat seketika
dan subur membelah sisi sisi pesona

aku berlabuh di samudera hatimu
izinkanlah aku kembali merayumu
kuatkan aku dengan semua kehendakmu
agar aku taat, aku tunduk padamu

seutuhnya kuberikan hatiku
bukan rayuan gombal
tapi tulus kupasrahkan
mohon teguhkanku dalam penjagaannya
karna ku tahu.. ini memang hanyalah milikmu
dan kau takkan pernah menyia-nyiakanku

:
:
:
:
:

Ya Rabbi., terimalah satu pinta hamba
sederhanakan lagi cara hamba mengabdi
siramilah keikhlasan dalam menjiwai
kepada-Mu., duhai penawar hati ..


Disebabkan ridho-Nya

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu?
- Jalaludin Rumi-
0 comments

Aal izz well

… “Aal izz well, aal izz well” …

Magical words dalam film 3 Idiots yang diajarkan Ranccho melekat dikepala saya. Mantra ini didapatkan Ranccho di kampung halamannya, dimana ada seorang penjaga malam yang selalu meneriakkan “aal izz well, aal izz well” dalam tugasnya. Melodi itu menenangkan seluruh penduduk desa dan menghantarkan mereka dalam tidur yang nyenyak. Suatu ketika terjadi perampokan di desa tersebut, penjaga malam itu masih berteriak “aal izz well, aal izz well” dan saat itu mereka baru mengetahui bahwa penjaga malam tersebut tunanetra. Well, lihatlah, betapa kekuatan kata-kata dapat mensugesti pikiran.

Menurut Ranccho, hati kita, terkadang menjadi penakut dan pengecut. Hal ini membuat kita mudah dikelabui oleh perasaan. Saat permasalahan hidup menyapa, katakan pada hatimu “aal izz well, aal izz well“. Lalu apakah dengan demikian masalah akan terselesaikan? Tentu tidak, namun aal izz well akan menambah keberanian diri untuk bertahan dan berjuang.

Yap … yang saya petik dari pernyataan Ranccho adalah hadapi semua dengan ikhlas, ridha, ikhtiyar, sabar dan tawakal dari pada dengan keluhan. Keluhan hanya akan memperberat beban hidup kita, namun lapang dada mendatangkan kelegaan dan kekuatan untuk bertahan dan mencari pemecahan.

Setiap makhluk pasti memiliki kesulitan yang terus menghadang dalam proses pengujian karakter diri serta pendewasaan jiwa dan keimananannya. Layaknya besi yang menjalani pemanasan dan pendinginan dalam sekejap, ditempa sang pandai besi demi menjadi sebilah pedang samurai.

Masalah, kesulitan dan tantangan akan hadir silih berganti dalam tiap episode kehidupan. Semua hal tersebut merupakan realitas yang tidak bisa dihindari dalam hidup, semua harus dihadapi. Dengan “aal izz well”, ketika kita melihat segala sesuatu dari sisi positif dan konstruktif, maka kita akan melihat hal-hal baik dari setiap situasi yang dihadapi. Emosi akan terbawa menjadi positif bahkan yang paling penting kita akan bertindak positif. Kalau diri kita sendiri saja tidak percaya bahwa kita mampu, lalu siapa yang akan percaya terhadap kemampuan diri kita.

Tak peduli apa pun yang menimpa kita saat ini, semuanya tidak melebihi kekuatan kita karena,

“Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya” (QS 2:286)

Dan ketika masalah itu datang, jadikan tantangan. Hadapi dan taklukkan !!! Hajar bray !!! Semakin cepat kita menghadapi dan menyelesaikannya, maka masalah itu pun akan segera terselesaikan pula. Tiap masalah memiliki jalan keluar, pilihlah jalan yang terbaik bagi semua pihak. Tiap masalah memiliki hikmah, petiklah itu. Tiap masalah memiliki waktunya sendiri-sendiri, bersiap dan miliki hati yang rela untuk menghadapinya dengan berani.

Pada saat tersebut, kita akan menjadi orang yang lebih kuat dan baik. Karena tanpa masalah, kesulitan, ancaman dan tantangan, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk belajar dan terus belajar untuk memperbaiki kualitas hidup. Pikiran, ekspektasi dan tindakan akan mempengaruhi sikap dalam menghadapi hidup.

Baba Rancchoddas said : If you have any big problem in life, tell your heart. “ No problem baby, everything is ok. Aal izz well, aal iz well”

Find Your Passion And Live With It !!!.

0 comments

Still loving you

"I don't know what you did on facebook"

Ya, Sejatinya, aku tak tahu apa yang kamu lakukan dengan social network itu. Namun., darinya tentangmu mengkhawatirkan aku. Aku sangat sangat sangat mengkhawatirkanmu. Aku takut kau tergelincir dalam permainan yang kau buat sendiri. Tak usah kamu ragukan kepercayaanku pada kamu, aku pegang itu. Tapi syaithan dimana-mana. Sungguh, aku tak menginginkan riak-riak itu menghimpun gelombang dan menghempaskan dermaga hatimu. Astaghfirullah hal adzim. Semoga Allah melindungi kita, dia, mereka dan semua dari segala hal-hal yang tidak disukai oleh-Nya. Amin, Allahuma Amin.

Aku memahami, tiada manusia tanpa kekhilafan, tiada hari tanpa secuil kesalahan. Bukankah kesalahan akan menuntun kita ke arah perbaikan.

Ingin aku berlari menghampirimu, tapi gerakku tercekat rutinitas dan fleksibilitas. Ya, kita memang sulit untuk berkumpul secara fisik, raga dan rupa. Tapi, aku menyukai saat saat dimana hati kita berkumpul dalam dekapan ukhuwah itu. Ruhiyah ini, bagai padang gersang yang disirami butiran hujan. Kita saling mengisi, saling berbagi apapun yang bisa dan biasa kita bagi meski sekedar salam, senyuman hasil emoticon, hikmah ataupun keluh kesah.

Merasakankah kau, betapa bahagianya aku saat kau turut mendo'akan do'a do'a ku kepada Nya. Merasakankah kau, betapa berartinya aku saat kau ceritakan kisahmu kepadaku. Merasakankah kau, betapa sejuknya hatiku saat kau damaikan dua sisi hati yang berjibaku. Merasakankah kau, betapa aku merindukan dirimu yang dulu.

Dan suatu ketika, aku dengan sengaja menghilangkan accountku. Aku sudah lelah dan tiba waktuku beruzlah. "Kenapa ketika aku sudah memiliki account kau berniat menyingkir? Kenapa?"
kalimat demi kalimat sanggahan darimu tidak meringankan keinginanku untuk meninggalkan social network itu. Biarlah, ini meminimalisir intensitas komunikasi kita. Anggap saja sebagai jarak. Karena, Sejatinya, kita butuh jarak agar rindu tetap berdetak. Kerinduan akan perjuangan, kerinduan kebersamaan rasa dalam tatih tatih pergerakan. Kerinduan atas segala rasa yang sulit untuk dicerna.

Aku masih menjaga ikatan persaudaraan kita, persaudaraan yang bukan didasari atas ikatan geneologi. Lebih dari itu, tali keimanan dan agama telah menautkan ikatan persaudaraan kita. Kesamaan aqidah ini yang mendasari ukhuwah kita. Kau yang membawaku ke jalan perjuangan ini kawan. Maka, tak kurelakan bila ada yang menggangu kehormatanmu. Mempertanyakan sisi kepribadianmu, ke-ammah-anmu, kewanitaanmu, bahkan lebih dari itu.

Aku sudah tidak bisa dan biasa lagi berbagi denganmu melalui media itu. Namun, aku selalu memperhatikanmu lewat caraku sendiri. Mungkin kau tidak menyadarinya, tapi ya memang seperti inilah aku. Maafkan jika ketegasanku melukai hatimu. Maafkan jika aku terlalu memudahkan hingga melenakanmu. Sesungguhnya, aku hanya ingin membuatmu mengerti apa yang telah terjadi, dan apa yang mereka dugai. Sungguh, bukan maksudku menggurui apalagi menghakimi. Tiada maksud lain dari persahabatan dan persaudaraan ini kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan serta meneguhkan keimanan.

Andai kau tahu bahwa dalam jejak jejak doaku akan kusempatkan selalu merapalkan namamu, karena aku masih mencintaimu bahkan selalu mencintaimu atau terlalu mencintaimu. Rabbi, eratkanlah ukhuwah diantara kami. Tarbiyahkan kami dengan kelembutan dan kasih sayang-Mu. Yakinkan kami dengan berjuang di jalan-Mu. Selamatkan kami dengan keikhlasan amal pada-Mu dan jadikanlah kami ahli surga-Mu..

amin.. Allahumma amin..

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Orang-orang yang bercinta karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka.”
(HR. At-Tirmidzi; Shahih)
Uhibbuki mitsla maa anti ..
Uhibbuki kaifa maa kunti ..
apapun dirimu, bagaimanapun keadaanmu ..
I'm still loving you ..
karena Allah ..
karena sekali cinta, aku tetap cinta ..
karena cinta itu walaupun, bukan karena ..


Dedicated to :

kamu.. ya cuma kamu..
yang pertama mencelupkan aku dalam luapan indahnya warna warni pelangi perjuangan..



4 comments

Rembulan (hanya sebentar) menyapa Ramadhan

Diriwayatkan dari al-Hasan bin Abul Hasan al-Bashri bahwa ia melewati suatu kaum yang tengah tertawa, lalu ia berkata: Sesungguhnya Allah menjadikan bulan Ramadhan sebagai arena perlombaan melakukan ketaatan bagi makhluk Nya, kemudian ada orang-orang yang berlomba hingga menang dan ada pula orang-orang yang tertinggal lalu kecewa. Tetapi yang sangat mengherankan ialah pemain yang tertawa-tawa di saat orang-orang berpacu meraih kemenangan.

Dari sisi jendela tampak syafaq sudah lenyap, awan putih itu menjelma gelap. Berkas-berkas buah perbincangan senja masih setia menemaniku saat sesekali kucuri pandang kunang-kunang yang hinggap di pongahnya gedung-gedung seberang. Sayup-sayup melodia lembut berkumandang, melafalkan pengagungan penuh ketentraman. Sensasinya hadir kembali, menelusup dan menjamahi pelosok pelosok relung jiwa. Hmm, detak detak frekuensinya selaras dengan hati. Alhamdulillah, masih kurasakan getarannya pasti.

Aku masih saja di kubikel ini, mengatupkan mata untuk menikmati tiap tarikan udara. Perlahan kuhela larik demi larik karbon dioksida untuk menahan isak yang berbaur kesal. Keegoanku masih bertingkah atas kodrat ini. Selalu begitu bila rembulan menyapa. Qiyamur Ramadhan aku diamkan, bukan karena ‘meringankan’, bukan karena ‘kesibukan’, dan bukan juga karena ‘meninggalkan’, namun karena memang telah digariskan.

Pada malam pertama Ramadhan seakan kesempatanku terrenggut paksa. Kau tahu, aku serasa terguling-guling dalam kepekatan. Tercerabik dalam ketidakadilan. Heuh, kesall.

Bukan, bukan umat Rasulullah jika terus mencaci.

Allah Maha Adil, Sayang. Bukankah artinya Dia memberimu kesempatan untuk bermunajat di sepuluh hari terakhir bulan istimewa ini. Bukankah artinya Dia memberimu kesempatan untuk taqqarrub kepadaNya. Bukankah artinya Dia memberimu kesempatan untuk mengerjakan puncak ibadah di Ramadhan ini.

Tidakkah kau sering mendengar hadist ini ?

آَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَه

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).

Ingat .. Allah Maha Adil, Sayang ..

Lebih dari itu.. Dia memberimu kesempatan mencari malam kemuliaan milik Nya. Malam Lailatul Qadr yang merupakan salah satu teristimewa bagi umat Islam, yakni malam penuh ibadah, malam penuh ketaatan. Renungkanlah, tak semua makhluk memiliki kesempatan ini, tidak perempuan, bahkan laki-laki pun.

Allah telah memberikan kesempatan bagimu. Takkan ku sia-siakan walau sedetik pun. Kurangkai puzzle Ramadhan yang telah berserakkan. Kita mulai dimalam ini juga, euphoria kemantapan riuh bergelora. Ketika mereka mendirikan Tarawih, mari muraja’ah apa yang telah kita miliki. Perdalam penguasaan Qur-an, baca terjemahan atau mengkaji tafsirnya. Ingatkah, tatkala Rasulullah menyusun barisan pasukan dalam peperangan, mereka yang berada di barisan terdepan adalah mereka yang lebih banyak hafalannya. Mengapa? Karena mereka membawa berkah. Tidakkah kau mau membawa berkah.

Sementara bulan menyisakan sepertiga malam dalam dinginnya air kehidupan, tenggelamkan pikirmu dalam kertas-kertas penuh ilmu. Sinari pemahaman dengan sunnah dan perkaya wawasan dengan sirah. Sebelum mengajar orang lain, kau harus mampu memahami ajaran Islam itu sendiri. Karena, yang tak punya apa-apa tak akan mampu memberi apa-apa.

Perbanyaklah dzikir dan bacalah Al Matsurat saat fajar menyapa atau petang menjelang. Dan ketika venus telah menghilang seiring mentari beranjak garang, bekerjalah. Sejatinya, sebagai muslim harus mampu bekerja produktif dengan ikhlas sebagai pondasi dasar perjuangan di berbagai kehidupannya.

Sebentar., menurutku kita masih bisa berpuasa bukan. Setidaknya puasa bicara, melihat, mendengar dan puasa berpikir.

Kusampaikan pada lidahku, berbicaralah yang benar-benar perlu dan bermanfaat. Jadikanlah ucapanmu berupa dakwah ilallah. Kubisikkan wahai telinga, dengarkanlah apa yang dianggap manfaat, pendengaranmu hanya untuk mengingat Allah. Dan kau, kedua penglihatanku, kita tidak akan melihat sesuatu yang tidak perlu, atau bahkan mengurangi melihat sesuatu yang sebenarnya boleh dilihat.

Bagimu akal, mari kita belajar mengendalikan pikiran dan angan-angan yang bersifat materialistik. Tinggalkan angan-angan dan pikiran rendah duniawi demi mencapai kemuliaan akherat, dan lebih dari itu, kita bahkan harus membuang angan-angan kemuliaan akhirat itu sendiri demi mencapai Illahi, Dzat yang mempunyai kemuliaan dunia akhirat. Semoga terhimpunlah kesenangan dunia dan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat di dalam hari-hari kita.

Jangan menyerah, inilah momen yang membuka seluas-luasnya kesempatan ruh mengeksiskan dirinya dan mendekap erat-erat fitrah dan karakternya. Semoga kita menjadi alumni terbaik Ramadhan dan meraih Futuh (kemenangan) di bulan Ramadhan. Tentunya semua kembali hanya untuk mengharap keridhaan Nya..

Semoga kelak, jalan yang kutempuh dapat aku banggakan di hadapan Allah dan dapat membawaku ke surga Nya .. Aamiin ..

Selamat berjuang !!!
0 comments

Serenade Aurora Satu Warna

Telah bertingkah badai dan pasir
Seolah gurun hendak menimbun
Telah berdecak air samudra
Seolah lautan berkemas menerpa

Berapa banyak tenda terpancang
Tak sedikit layar terkoyak
Mereka menguatkan dan bertahan
Bencana pun diterjang dengan nyaman
Karena rasa berpantang putus asa

Parade pelangi menari dalam taman bunga
Telah tersirami keringat air mata
Berbekal tawakal sepenuh hati
dan tekad tak terhenti, demi keridhaan Illahi

Serenade cinta mengalun gagah
Mengecup perlahan jiwa-jiwa penuh kerinduan
" Asholatu khairum minannaum "
Munajat jiwa berpulang mengurai do'a

Subhanaaka .. Maha Suci Engkau ..
Kepada Nya kubentangkan puji dan syukur
Kembalilah insan kedalam Hidayah Nya
Disana landasan merebut kejayaan kita

Lensa itu membentuk bayangku
Kau pun melihatnya dimataku bukan
Mungkin samar karena airnya tumpah
Lengkung senyummu terbitkan isyarat
Desir keikhlasan membumi
Kembali menghipnotis hati

Kupancangkan petunjuk Ilahi dalam qalbu
"Cukuplah Allah bagimu tempat berlindung .,
Dia lah yang akan menegakkan pendirianmu"

Ya Rabbi .,
Engkaulah yang Maha menyelamatkan hamba-hamba Mu
yang terperosok ke lembah hubbuddunya’
kepada kemuliaan dan indahnya akhirat dengan jannah Mu

------------------------------------------

Ana Uhibbuki Fillah ya Ukh...

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinari. Sahabat yang setia bagai melati yang mengharumkan. Sahabat sejati adalah api pemercik bintang harapan. Sahabat berhati mulia membawa kita meraih ridha Nya ..

Aku percaya .. ketika futur kian menghinggapi diri, dengan semangat persaudaraan dan kasih sayang sejati, semua pasti akan terlewati ..

HAMASAH !!!

~ Ranza, 13 th August 2010
berkelambu kabut perak pewarna sketsa megah cakrawala
0 comments

Harmoni Pelangi

berpayung langit
rembulan memerah bertudung awan
merah biru kuning abu abu
harmoni warna harmoni jiwa

merah, merona merambah kota
menjulang satu tugu melangit biru
kuning mendekap hangat jiwa putaran anggrek
abu abu, syahdu, terbuai magis salemba raya

antri tertunda, sumbar protes kecewa
tebal muka kau tubuh tubuh tanpa barisan
berpendidikan berpura-pura tolol
memang pintar tapi tak bermoral

pria wanita sudah tak beda
bercampur, walau lima lidah angkat bicara
bebal, atau mencari kesempatan
hmm ... mungkin memang perempuan

harmoni lepaskan biru
membelah kelam berpisau sinar sen
gaya gesek melemah seiring harum aspal basah
cipratan gilasan muntahkan umpat
sudahlah, tidakkah kau cukup lelah

penat menghilang pijakkan kursi
meneliti dan tak perlu peduli
kembali merapal selembar bekal
pada embun tersisip rindu
merangkul jiwa ke belaian ibu

ngantuk..

August, 7th 2010 dalam harmoni pesona transjakarta

0 comments

Camomile bersanding Bintang

Pori-pori langit merenggang
Rembulan berpendar berhias kristal
Kutengadahkan sejuk terasa
Kugenggam erat basah tersisa

Derap langkah mengayun suara
Menepi terlindungi kubah berenda
Kerlip akar pohon cahaya menari
Berputar kamera dalam memori masa

Ini gerimis,
Bukan hujan, Sayang
Tenang saja, dia takkan datang

Atau,
Coba kau sapa sekali
Yang datang menyusup hujan
Pantasnya hilang wariskan pelangi

Hmm.. aku sangsi
adakah malam hadirkan pelangi?
Biarlah, ku ikhlaskan auranya
nikmati secangkir camomile hangat
dan gemintang tampak lebih terang

~ RanZa
August, 9th 2010 dalam menanti 84 di bawah naungan Depok Town Square

masih mengisahkan hujan ..
mmm .. sekuel ke 2 dari serial Retorika Jingga
0 comments

Retorika Jingga

Jingga, pantaskah ku caci hujan?
aku kesal ...
rintiknya hafal merapal matra nama
limpahan bulirnya menjarah benteng jiwa
menggenang bersarang bayang

Jingga, haruskah aku menghindari hujan?
Aku suka bercengkrama dengannya
Ku titip kan bait demi bait perjuangan
Di sisi lain, aku bertarung dengan hujan Jingga
demi menggugurkan semua kenangan dan angan

Jingga, mungkinkah aku benci hujan?
Tidak, aku hanya tidak menyukai
kehadirannya membonceng hujan
dalam tiap mega berhias senja
kebijaksanaanku terrajam
kebodohanku menjulang

Aku perih Jingga,
kupilih memar daripada tersayat..
ngilu jauh lebih indah dibandingkan pilu Jingga

Jingga, izinkan aku berpaling darimu
kutarik tirai mata, pejamkan dan terbenam
karena tidak ada cahaya tidak ada bayang
Insya Allah, gundah hati sejenak terredam

La haula wala Quwwata illa billah ...


August, 6th 2010 dalam kubikel berpayung senja

parade hujan Camomile bersanding Bintang

 
;