0 comments

Send File > 25 MB?

Pagi ini saya mendapat telepon dari seorang kolega yang menanyakan lebih tepatnya berdiskusi bagaimana pembangunan sistem ***** ******.  Setelah mengalami perbincangan yang mendalam dan berliku sampailah kami pada penggunaan suatu software tertentu untuk mendevelop program ini. Karena beliau tidak memiliki software ini., maka saya berjanji untuk mengirimkan software tersebut. Namun., ternyata size file tersebut 348 MB..  Lalu saya me-rar-nya supanya size file menjadi lebih kecil.
Dan taraa... cukup kecil memang., cukup kecil perubahannya sekarang ukurannya menjadi 340 MB.
Kemudian., saya coba attach dalam email..
Bismillah., ups!!! ada warning.. size file tidak boleh melebihi 25 MB..
Huft., bagaimana ini.. Alhamdulillah salah satu temanku memberikan saran yang cukup solutif. Yaitu dengan mempartisi file extract tersebut., kemudian di upload di file hosting seperti rapidshare., ziddu., 4share., iMz UpLoad
Bagaimana caranya supaya kolega saya dapat mengambil software ini???
Berikut langkah - langkah yang saya lakukan untuk memenuhi keperluan beliau :
1. Jika file yang akan dikirim lebih dari satu file., dianjurkan untuk menghimpun file - file tersebut dalam satu folder. Kemudian klik kanan folder tersebut dan buat folder menjadi .rar
2. Jalankan program File Splitter & Joiner hingga keluar tampilan layar seperti gambar dibawah ini.
Klik button disamping text box source file untuk mencari file yang ingin di split. Output directory adalah alamat letak  file yang telah displitter.
3. Jika teman-teman ingin mengubahnya menjadi 5 file., maka pada pilihan Split Into diubah menjadi 5. Kemudian klik button Spliit untuk melakukan splitter.
4. Jika file hasil splitter sudah dihasilkan., mari kita menguploadnya. Kita dapat mengupload dan menshare file dengan menggunakan file hosting 4shared., iMz UpLoad.,Ziddu., RapidShare., dll. Tergantung pada kebutuhan kita. Jika kita meng-upload file dengan Ziddu., kita akan mendapatkan uang jika ada orang yang men-download file tersebut. Kalau mau berbagi sambil mencari maisah Ziddu adalah pilihan yang tepat. Karena saya mencintai server lokal., maka saya memilih iMz UpLoad sebagai file hosting saya.
5. Untuk dapat menggunakan fasilitas file hosting iMz UpLoad., teman-teman harus login. Jika belum terdaftar sebagai anggota., silahkan mendaftarkan diri dulu.. it's  free ^ ^
6. Mari kita mulai meng-upload..  Pilih Upload Files kemudian Browse file yang ingin teman - teman upload.  Tolong diperhatikan., jika ada lebih dari satu file. Maka file tersebut harus diupload satu persatu. Jangan seperti saya., semua file saya buka., baru kemudian saya upload. Alhasil., jadinya ga karuan.. Ingat ya.. satu file satu upload ^ ^
7.  Yap.. tuntas sudah prosesnya. Kemudian., bagaimana cara menyatukan kembali file - file yang berserakan tersebut? Yuk., mari kita nikahkan mereka., karena kalau berjalan sendiri - sendiri., ga mungkin bisa dipakai juga kan.  Untuk menyatukan file yang telah di splitter.,  buka kembali aplikasi File Splitter & Joiner. Klik tab Joining., cukup ambil file splitter yang pertama ( .001)., tentukan letak dimana file hasil joining disimpan. Terakhir., klik tombol Join.. Dan tara.. file menjadi satu..
Mudah bukan???
Untuk mengerjakan hal ini dibutuhkan waktu yang lama pada proses upload file. Hitung - hitung melatih kesabaran dan keikhlasan. Sabar menunggu proses upload berhasil., sabar terhadap koneksi internet yang menjadi lambat. Yang bisa saya petik dari hari ini adalah :
" upload lebih mengkonsumsi waktu daripada download "
dan hal ini menegaskan bahwa.,
" memberi lebih sulit daripada menerima "
semakin besar file yang ingin di upload dan di sharing., semakin ikhlas dalam pemberian., semakin banyak waktu yang dibutuhkan., semakin sabar pula harus menunggu.,
Teman - teman bisa mengetahui lebih lanjut tentang file splitter serta men-download software File Splitter & Joiner pada link disamping File Splitter & Joiner
0 comments

“Gaza Kecil” Pun Hadir di Mavi Marmara., dimana kita?!!

Dear all... mencuatnya politik video Ariel Peterpron sejenak membuat umat lalai akan kasus Century., Gayus., permintaan anggota DPR yang tega teganya membuat gerah rakyat., dan terlebih lagi kasus MAVI MARMARA !!!

Cekidot ...

“Gaza Kecil” Pun Hadir di Mavi Marmara

Sejarah Bangsa Israel tak pernah jauh-jauh dari arogansi, pembangkangan, kebiadaban, dan teror. Sungguh kejam., para relawan kemanusiaan pun menjadi korban..

Muslim !!! dimanakah kalian.. Jangan jadi pecundang yang hanya bisa berteriak marah., melaknat., mengecam., bahkan merengek pada Yahudi !!! kemudian lupa dan menikmati kepecundangannya bersama gaya hidup yang mereka ciptakan.. tanpa kau menyadarinya kau telah jauh terseret ke dalamnya., Naudzubillahi Min Dzalik..

Ini bukan masalah Amerika atau non Amerika dan Yahudi atau non Yahudi.. Ini masalah harga diri.. Demi Allah, aku membenci Zionis. Bukan Yahudi, karena aku tahu ada sebagian kecil Yahudi Baik yang menolak zionisme. Bedakanlah, orang Yahudi masih menyembah Tuhan sedangkan Zionis itu memuja Setan!!! Namun., bersiap siagalah terhadap Yahudi ...

Inilah kita… dan apapun yang terjadi pada jasad ummah ini, ini salah kita sendiri. Salah kita yang belum bisa keluar dari kepecundangan ini dan bangkit sebagai Ummatan Wahidah. Ingatkah kalian !!! Lihatlah !!! Sejarah telah membuktikan dengan Khilafah Umat Islam menguasai 2/3 benua, ayooo....bangkitlah !!! Islam merindukanmu !!!

SIAPA pembebas AL-QUDS pertama? Umar bin Khattab ra.

Siapa pembebas Al Aqsha kedua? : Salahudin AlAyyubi.

Siapa pembebas Konstantinopel dan andalusia? : Muhammad AlFatih-Thariq bin Ziyad.

Ingat !! masih ada 2 kota lagi yg dijanjikan Allah-Rasul utk dibebaskan yaitu ROMA/EROPA dan PALESTINA. Siapa pembebasnya??! Wallahu 'alam..

Bangkitlah wahai umat Islam. sudah saatnya kalian bangun dari keterpurukan selama ini.

Keterbelahan umat Islam didasari oleh rendahnya pendidikan dan tingkat ekonomi mereka. Kondisi itu semakin diperparah dengan munculnya berbagai pertentangan internal umat, totalitarianisme di sejumlah negara dan standar ganda yang ditetapkan negara-negara Barat.

Harus diakui, persatuan umat yang berlangsung berabad-abad lamanya kini terkoyak. Kaum Muslim yang berjumlah 1,4 miliar lebih seolah tak ada artinya dalam kancah kehidupan dunia. Kaum Muslim dipecah-belah oleh penjajah ke dalam negara-bangsa, lebih dari 50 negara. Mereka kemudian dijadikan bahan bulan-bulanan penjajah.

Kondisi ini mirip dengan yang kondisi yang di gambarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam dalam sabdanya :

Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?” Rasulullah menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’”. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ‘wahn’ itu?” Dijawab oleh Rasulullah Saw: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati”.


(At Tarikh Al Kabir, Imam Bukhari; Tartib Musnad Imam Ahmad, XXIV/31-32; “Sunan Abu Daud”, hadis No. 4279).

Persatuan umat Islam sedunia tak akan pernah benar-benar bisa terwujud, kecuali dalam satu kepemimpinan Khilafah Islamiyah.

0 comments

SEBAB AKU ADALAH MANUSIA

Sepenggal kisah Mujahid Inspirator Asy Syahid (Insya Allah) Abdul Aziz alias Imam Samudra

Sungguh,

satu babak kehidupan baru yang amat membahagiakan.
‘Musik’ kami adalah rentetan peluru, ledakan mortar,
dan dentuman zigoyak dan da-scha-ka- (anti air craft gun).
‘Nyanyian’ kami adalah nasyid-nasyid (sejenis achapella)
pembangkit semangat jihad.
‘Senandung’ kami adalah lantunan ayat-ayat Al-Qur’an
yang tak pernah berhenti selama 24 jam saling bergiliran.
Tiada suara wanita, tiada tangis anak kecil,
apalagi musik-musik jahiliyah, panggilan setan.

Flat ground yang dikelilingi gunung di empat penjuru itu benar-benar menentramkan hati, benar-benar ‘surga’ bagi para perindu surga kekal di akhirat. Tidak ada seorang pun yang berani datang ke tempat itu kecuali ia benar-benar siap menggadaikan nyawanya di jalan Allah. Tidak ada seorang pun bertahan lama di situ kecuali jika ia telah siap bertarung melawan kaum kafir, baik komunis asli Uni Soviet ataupun komunis northern sebangsa Dustum –yang kini berkoalisi dengan Si Karzai di bawah ketiak Amerika dan para pengecut sekutunya.

Mereka yang datang ke tempat ‘aneh’ seperti itu hanyalah mereka yang siap membunuh atau dibunuh kafir, siap berjihad demi menegakkan kalimat Allah. Dan kesiapan mental seperti itu, hanya akan terwujud dengan rahmat dan takdir Allah. Alhamdulillah.

Khost, nama tempat itu. Daun-daun zaitun masih kekal bertahan. Daun-daun caparkat dan cactus Afghan telah luruh, tinggallah duri-duri dan kayunya yang kelak dibakar untuk kayu penghangat dan pemasak. Anor (delima) tak lagi berbuah, runtuh sudah daun-daunnya. Saghol (serigala) melolong di tengah malam. Selapis jaket mesti dikenakan. Begitulah keadaannya saat pertama kali aku tiba. Ya, saat itu musim gugur telah tiba.

Purnama kelima dari saat awal aku tiba telah menjelma. Musim gugur hilang sudah. Datanglah penggantinya. Afghanistan menggigil. Satu ketika sepulang belajar, saat aku berbaring di dekat room heater, suara keras bertubu-tubi menimpa atap tendaku, persis seperti bunyi lemparan benda keras. Saudara-saudara Afghan berteriak, “Baraan…, baraan…” Segera Aku longokkan kepalaku keluar tenda. Dan… pletak! Sebongkah benda menjitak kepalaku. Subhanallah.., bongkahan itu ternyata benda keras yang terbuat dari air yang membeku sebesar biji nangka. Dingin rasanya. Jernih warnanya. Es, nama benda itu… Kemudian baru kutahu kalau baraan itu artinya hujan.

Tiga hari kemudian sekitar jam enam pagi kudengar lagi teriakan saudara Afghan, “Baraaf…, baraaf…” Penasaran kujengukkan kepala keluar tenda. Subhanallah…, Salju…, salju…! Saat itu aku benar-benar menjadi ‘anak kecil’. Jika dulu aku suka hujan-hujanan di kampung halaman, maka saat itu aku salju-saljuan. Segera aku melompat keluar tenda menyambut kapas demi kapas salju yang terjun dari pintu-pintu langit. Saudara-saudara Afghan dan Arab hanya cengar-cengir dan cengengesan melihat polahku, tapi aku tak peduli. Ya, di negeriku tidak ada salju. Yang ada hanyalah hujan air, dan setelah itu lahirlah banjir.

Menjelang delapan pagi, saat akan memulai rutinitas, gunung-gunung di sekitar kami telah berselimut salju. Puncaknya begitu indah, hampir sama dengan gambar iklan Hazeline Snow. Di sekeliling kami tanah yang dulu berwarna coklat kini memutih, begitu juga pepohonan dan bebatuan. Kata penghuni lama di camp itu, suhu udara mencapai -7 °C (minus tujuh derajat celcius), jauh di bawah titik beku. Aku sendiri tak pernah mengukur. Yang jelas, orang sekurus aku mengenakan sekitar 5 lapis pakaian, dan kadang-kadang 6 lapis jika ditambah jaket wool ala Eropa.

Khost bukanlah kampus biasa. Bukan kampus orang-orang Eropa atau Amerika yang mengisi kehidupan mereka dengan segala kemaksiatan dan kemewahan dunia. Jika mereka kuliah, hanyalah demi kepentingan dunia semata. Khost adalah sekeping tanah di bentangan-bentangan bumi. Sewaktu-waktu, kapan saja, musuh bisa menyerang, menghantar mortar, memuntahkan peluru, lalu terjadilah pertempuran seru. Ajal memang di tangan Allah. Tapi di Khost dan front-front jihad lain di Afghanistan kematian terasa begitu dekat. Musuh ada di segala arah. Maut sewaktu-waktu akan menjemput.

***************************************************

Siaga tetap siaga. Waspada tetap waspada. Tetapi ‘indah’ adalah ‘indah’. Main salju bagiku terlalu indah, subhanallah. Umurku saat itu baru menjelang dua puluh. Masih ada tersisa rona-rona jahiliyah. Masih ada guratan-guratan kenangan lama. Tanggal dan harinya lupa sudah. Tetapi yang jelas di malam hari, langit begitu cerah, gemintang begitu indah menantang. Cassiopia, jalinan bintang berbentuk ‘W’ kubidik sebagai sasaran.

Nah…, tiba-tiba ingatanku jauh ‘terlempar’ ke alam ‘sana’, ke sebuah benua bernama Asia, terus terlempar ke Asia Tenggara, dan terus ke sebuah negara dengan ibukota bernama Jakarta. Di sebelah baratnya ada kota bernama Kalideres, diteruskan lagi ke arah barat. Satu jam kemudian kan tiba di terminal yang disebut Ciceri. Berjalan saja ke utara yang sekitar 1000 meter. Maka tibalah di sebuah tempat bernama Cinanggung. Ada sebuah rumah, Blok F 140…. Duh, ternyata di situlah rumah seorang wanita yang tempo hari kukirim postcard.

Astaghfirullah! Segera kusebut asma-Nya, ada apa ini? Segera kuambil teko kecil berisi air hangat, lalu aku berwudlu, shalat dua rakaat, berbaring. Malam begitu panjang, mata sukar terpejam. Seperti telah kubilang, ‘indah’ adalah tetap ‘indah’, ingin aku berbagi cerita, tapi dengan siapa? Dengan saghol-saghol, dengan atap tenda, atau dengan siapa? Ternyata tidak ada. Ya sudah ‘telan sendiri’ saja. Refleks goresan jahiliyahku kembali timbul. Running text, penggalan syair Ebiet G. Ade pun berkelebat, katanya:

Banyak cerita yang mestinya kau saksikan…
Sayang kau tak duduk di sampingku kawan…


Laa ilaha illallah. Astaghfirullahal ‘Azhiim… kembali kusebut asma-asma-Nya.

***

Casio F-44-w di tanganku menunjukkan angka 4 lebih sedikit. The seven brother, rangkaian rasi yang terdiri dari 7 bintang telah mengambil posisinya. Waktu sahur telah tiba, ikhwan-ikhwan yang lain segera kubangunkan. Beberapa potong daging, sedulang nasi minyak Afghanis, 4 sobek roti nan dan sambal kentang yang telah kuhangatkan segera kusajikan. Malam itu memang giliranku sebagai penyaji sahur. Dalam suasana ukhuwah, dengan penuh kesyukuran kami santap rezeki Allah itu. Sedangkan udara di luar sana kian menggigit. Pagi semakin dingin.

Jumat pagi, sinar akhtab (matahari) cukup hangat. Ada sedikit aktivitas yang kami jalankan demi menjaga stabilitas iman dan stamina jasad. Demi maintenance niat-niat suci mencari syahid, menghimpun ridha Allah dan syurga-Nya. Hari itu, dalam salah satu even, Allah mengujiku dengan sedikit luka yang menimpa sebagian lengan dan kakiku. Aku diam, diriku dan Allah yang tahu. Aku berharap semoga hal ini kelak akan menjadi saksi di hari akhirat.

Tetapi setelah itu, lagi-lagi sisa-sisa jahiliyahku mencuat, lalu mengalirlah di batinku,

Mungkinkah kau masih mengharapkanku…
Kini tubuhku penuh dengan luka…


Potongan syair dari lagu Tommy J. Pisa yang sempat ngetop di masa aku eS-eM-Pe. Aku seolah-olah berbicara dengan sang mantan Ketua OSIS-ku itu. Suatu hal yang semestinya sangat tidak pantas dialami oleh lelaki yang sedang mengejar bidadari sejati di alam surga nanti. Yang sedang mengejar ridha Allah dan surga-Nya.

Sungguh aku tak mengerti mengapa hal seperti itu mesti terjadi dan kualami. Tidak ada faktor pendukung secara lahir, baik dari personal, aktivitas lingkungan, yang dapat memancing kenangan itu hadir kembali. Pada sorenya, segera kuingat pesan Umar bin Khattab, “Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu dihisab di akhirat kelak…”

Ya, kini aku harus menghitung diri, instrospeksi atas segala apa yang terjadi dan kualami. Aku sangat mengerti bahwa mengingat wanita yang bukan mahram adalah termasuk zina hati. Mengenang masa lalu dengan mantan Ketua OSIS adalah juga termasuk dosa-dosa kecil yang akan mengotori hati. Tetap dosakah jika semua nostalgia itu datang secara surprise, tak dipaksa? Adakalanya kenangan itu tiba-tiba hadir saat mataku tertumbuk huruf Z, atau melihat kacamata. Kenapa? Ebiet G. Ade pasti tahu jawabannya…

Teori umum mengatakan bahwa kenangan atau lamunan, biasanya timbul saat kita tidak memiliki kesibukan atau ketika waktu senggang. Tetapi aku tidak, justru kenangan itu timbul di saat-saat aku sibuk, di saat tanganku menyandang kalashinkov, di tengah gelegar mortar, di tengah hujan peluru dan bau mesiu. Saat menghisab diri yang entah untuk kesekian kali, hampir selalu tak ketemu jawaban. Mengadu pada teman sebaya, atau konsultasi pada senior? No! aku bukan tipe seperti itu. “Solve Yourself Problem !” Itu mottoku. Hanya Allah, hanya Allah, dan hanya Allah yang Maha Tahu. Dialah tempat mengadu.

Akhirnya… Di musim salju tahun kedua, kujumpa jawabannya. Gerangan apa? “SEBAB AKU ADALAH MANUSIA.”

Rabbi…
Telah aku berdoa pada-Mu
Dalam hampir tiap-tiap waktuku.
Aku berkata pada-Mu
Cabutlah segala rinduku, kecuali kerinduan pada-Mu

Dalam simpuh dan sujudku
Selalu aku mengadu
Jangan gugurkan pahalaku
Hanya karena secuil rindu yang mengganggu

Robbie…
Jika Kau takdirkan peluru menembus ulu hatiku
Dan lalu aku menjumpai-Mu
Terimalah ke-syahidanku
Telah aku bertaubat, atas segala kenangan yang kuingat.

Ini ada peluru, ini ada mesiu
Aku rindu Ayah Bunda, aku rindu Si Dia,
Tetapi aku lebih rindu pada-Mu

Saat musim salju tiba
Maka rindu pun menjelma
La hawla wala quwwata illa billah…

sumber :

ebook " Aku melawan Teroris " oleh Imam Samudra
0 comments

DOA DI TENGAH – TENGAH MASA

Sapardi Djoko Damono

Wahai, lingungilah kami dari kemusnahan yang sia-sia.
berjuta rakyatMu yang sedang gemuruh bergerak,
dalam teriakan – teriakan, dengan tangan – tangan terkepal,
di bawah matahari yang leleh ; ya, lindungilah kami
dari dunia dan tipu daya
dari hasutan – hasutan bergula.
kami adalah Sardi si pandai besi, Karto si tukan beca,
Akhmad penjual sayur, Parto petani kecil
dan Yunus guru yang muda;
rakyatMu yang berangkat menaklukkan benteng – benteng rahasia
dari kebohongan dan penjajahan.
lindungilah kami, yang dengan gemuruh bergerak
dalam teriakan – teriakan, tangan – tangan terkepal,
agar tidak mabuk dan terpelanting ke dalam
Jurang yang hampa. . . . . . . . . . .
semoga baju kami yang lusuh
sepatu kami yang koyak moyak
adalah lambang dari semesta keyakinan kami yang tabah :
suatu Tanah Air yang kian membaja
bertanding melawan jaman ;
saksikanlah kami, yang tak putus-putusnya berteriak,
berseru dengan keras, dengan tangan terkepal teracu,
bergetar, bergerak l; Wahai, lindungilah kami
dari nikmatnya mabuk dan lupa diri
dari silaunya kekuasaan
dan Cakar Iblis.
Tuhan, kumandangkan kehendakMu ke tengah – tengah rakyatMu


Dari : Basis, Th.XV no. 4, januari 1996
2 comments

Si Pandai Besi dan Muridnya

Alkisah., ada seorang pemuda yang ingin jadi pandai besi. Maka., ia pergi mendatangi seorang pandai besi dan meminta pandai besi agar berkenan menerima dia untuk menjadi murid. Si pandai besi menerima permintaan sang pemuda.

Pada hari pertama., si pemuda mengamati apa yang dikerjakan pandai besi itu. Dia belajar tentang peralatan yang dibutuhkan. Hari demi hari., pengetahuannya tentang penempaan besi bertambah.

Pemuda itu belajar dengan sangat cepat. Hingga suatu hari si pandai besi berkata kepadanya., “Nak., sekarang saatnya kau coba keseluruhan proses menempa besi itu sendiri. Ingatlah pengaturan dan ketepatan waktu itu sangat penting.”

Dengan penuh semangat., pemuda itu memulai proses menempa besi untuk pertama kalinya dan sendirian saja. Semuanya berjalan baik., hingga dia mencapai tahap akhir., yaitu benar-benar membentuk besi. Secepat dia bisa., digunakan alat-alat untuk membentuk besi seperti yang diinginkannya.


Sayangnya., dia masih terlalu lambat dan tangannya tidak cukup kuat untuk menempa besi tersebut., sehingga gagal. Maka., dia harus mengulangi semua prosesnya dari awal., memasukkannya kembali dalam tungku panas. Ketika besi itu sudah merah membara ditariknya kembali dan ditempanya kembali. Lagi-lagi., ia gagal.

Ia frustasi. Malamnya ketka istirahat., sang guru tersenyum dan bertanya, “Nak., kamu tau apa apa yang kurang dalam proses tadi?”

“Tidak., rasanya aku sudah melakukannya dengan benar,” jawab pemuda itu bingung.

“Ya., kamu memang bekerja dengan baik., sampai kau tiba dibagian yang menentukan. Tapi kau belum siap ketika besi itu berubah merah. Siagalah. Pintu kesempatan yang kau punya hanya terbuka sebentar sekali., ingatlah nak kau harus menempa selagi besi itu panas.” Nasihat si pandai besi.

Kawan., menempa besi selagi panas sangat persis dengan perbandingan semua kesempatan yang diberikan Allah kepada kita. Kesempatan itu tidak berlangsung lama. Waktu senggang kita., kesehatan., masa muda., kekayaan., dan banyak hal yang lainnya. Semua hanya berlangsung sementara. Saat itulah kita harus mempergunakannya.

Ibnu Umar berkata:

"Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore - untuk beramal baik itu, ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk masa matimu."

(Riwayat Bukhari)

Pertanyaannya adalah seberapa cepat kita memanfaatkan kesempatan yang kita punya untuk mengejar segala tujuan kita., baik untuk dunia dan akhirat kita. Berapa banyak kesempatan yang kemudian kita buang percuma secara sadar ataupun pingsan. Lantas., alat-alat apa saja yang telah kita siapkan ketika kesempatan itu datang? Jawabannya ada dalam diri kamu masing-masing.

Adakah yang ingi bergabung bersama-sama ketika harapan itu datang? Mungkin saja kita bisa., kita bisa saling mengingatkan tentang “besi yang sedang kita tempa”



Dan Dia telah menjadikan luas waktu itu bagi dirimu agar masih dikekalkan untuk dirimu bahagian (yakni kesempatan) di dalam membuat pilihan..

Dia telah pun menjamin akan memperkenankannya, pada apa yang telah Dia pilihkan untukmu, bukan pada apa yang engkau pilihkan untuk dirimu sendiri. Dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki..


Get your OPPORTUNITY NOW !!!!

2 comments

Sepenggal Social Network ku

Dahulu aku punya 3 account., ups salah 5 account social network.. 2 diantaranya sudah tidak aku urusi., salah satu dari account ini biasa digunakan sahabatku untuk memonitor kegiatan dakwah sekolahnya. Jadi sahabatku cukup tahu username dan password yang ku gunakan.. mungkin semua account dapat dia masuki dengan account itu., karena aku selalu menggunakan username dan password yang sama untuk tiap-tiap account social network yang kupakai. Dan dia selalu meminta izinku terlebih dahulu jika ingin menggunakan salah satu social network milikku..

Kita lupakan 2 social network tersebut.

3 account dari social network yang lain.,

Account pertama.,
ada di social network yang sedang booming di jagat raya ini ( * u know lah., itu yg pendirinya MZ ). Pertama kali aku membuat account ini karena ingin bermain brain buddies.. programmer yang progames
lama lama.. aku bertemu banyak kawan lama baik sd., smp., dan sma.. banyak cerita dan acara yang terjadi berkat social network ini.. Namun aku sekarang menyadari., darah darah yang menggenang di bumi Palestina sana disponsori oleh social network ini.. Aku termanggu., jadi selama ini aku yg belajar menegakkan Dien melakukannya diatas genangan darah saudaraku... Terkerat hatiku.. bimbang.. saat ini aku deactive dari social network yang kumaksud.. Dan aku akan menghapusnya selamanya.. saat ini aku persiapkan segalanya.. Bismillah...

Account kedua.,
Kubuat atas dasar permintaan teman.. "Yang ini lebih Islami, buatan Pakistan" katanya...
hmm.. Why Not?
Setelah jadi.., komentar pertamaku adalah... jiplakan banget., ga punya identitas., mana loadingnya lama.. * ck ck ck... aku memang ga suka sama yang lelet lelet.. so afwan ya..
Beberapa hari kemudian beredar kabar bahwa server *f* itu kan di California., so what gt? Yahudi? ya namanya numpang server., kalau adanya di sana ya mau gimana lagi.. makanya buat dong server sendiri.. Karena aku merasa kurang nyaman dengan ketidakorisinalitas yang dimiliki m*b ini.. aku putuskan mendelete account ku dari social network ini.. GOOD BYE...

Account ketiga.,
mirip mirip social network kedua., aku sudah pernak tampilan profile dll., entah mengapa., notification yang masuk selalu kudapati di folder spam., Dan au sangat tidak menyukai email spam.. tanpa ba bi bu.. ku delete account dari u*b.. DADAH... dan aku tak kan kembali..

Social network.. memang mempererat ukhuwah kita., namun jika dia diatas kesakitan saudara-saudara ku di Palestine., aku fikir.. itu ga worthed.. terserah apa kata kalian.,
aku lebih suka keep in touch dalam kehidupan nyata., karena dalam dunia maya kita tidak dapat membedakan yang maya dengan yang nyata...

Kuputuskan untuk memfokuskan mengurusi 2 blog ku.. MP tercinta dan blogspot milikku... Dan jika aku menginginkan mereka membacanya., akan ku kirimkan lewat email...

Inilah saatnya., aku kembali menulis dengan tulisan panjang dan pemikiran mendalam.. Bukan sekedar status yang pendek yang menimbulkan multipemahaman..

Blog yang kumiliki pun berjumlah 4., namun sudah kuputuskan untuk memergernya menjadi 2... dan aku akan terus menulis..

karena...

Salah satu cara terbaik bukti mencintai bangsa ini adalah dengan memiliki blog: tempat mendokumentasikan ide, kritik, diskusi dan semua hal yang suatu saat sangat bermanfaat bagi semua orang.

Hayo menulis, kalau hanya bernafas orang biasa pun bisa dan biasa!

Epilog :


Dahulu kala di negeri antah berantah, ada seorang Arab yang ingin mengunjungi temannya di suatu kota yang sangat jauh letaknya dari kota si orang Arab. Orang Arab ini sangat amat miskin. Ia bahkan terlalu miskin untuk menempuh sebagian saja dari perjalanan yang pastinya memakan biaya besar. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju kota sang teman.
Perjalanan ini memakan waktu berminggu-minggu karena ia harus melintas padang pasir, naik turun gunung dan menyeberang beberapa sungai. Akhirnya, dengan kaki yang melepuh dan badan yang sangat letih, sampailah juga ia ke rumah sang teman. Sambutan hangat, rindu bercampur dengan rasa heran sang teman. “Bagaimana kau dapat menempuh perjalanan sejauh ini?” Si orang Arab memberinya jawaban sederhana “Aku memulainya.” (unknown author)

0 comments

Benih Pemuda dan Raja

“You must speak straight so that your words may go as sunlight into our hearts”(Cochise, Chiricahua Chief)

Dikisahkan seorang yang arif dan bijaksana memiliki kerajaan yang sangat luas dan jaya. Suatu ketika raja tersebut ingin mengangkat seorang pemuda untuk dijadikan asisten pribadi bagi sang Raja. Untuk memenuhi hal itu maka dikumpulkanlah seluruh pemuda dari tiap sisi wilayah kerajaan dan diadakanlah sayembara guna memilih yang terbaik diantara mereka.

Dengan sangat gembira dan antusias., semua anak muda berkumpul di alun-alun kerajaan untuk mengikuti peraturannya. Sang Raja pun berkata kepada para hadirin., “Saudara-saudara, kepada kalian masing-masing akan diberikan sebuah bibit pohon beringin yang siap tanam. Tugas kalian., pulang dan tanamlah bibit tersebut hingga tumbuh. Kemudian rawatlah., berilah pupuk dan peliharalah dengan baik. Barangsiapa yang mempunyai pohon yang paling subur dan tinggi dalam waktu enam bulan ini., maka ia yang akan menjadi pemenangnya.” Pulanglah mereka semua dengan riang gembira dan penuh semangat.

Kemudian mereka langsung menanam bibit tersebut di wadah dan benar-benar mereka jaga. Salah satu di antara mereka ada yang merasakan keanehan dengan bibit yang mereka terima., tetapi ia tidak mau bercerita tentang keanehan yang dialaminya. Hari demi hari terlewati., dan hari demi hari para anak muda itu bercerita tentang pohon mereka yang semakin tinggi. Mereka saling membanggakan pohon mereka masing-masing.

Akan tetapi., ada satu anak muda yang sangat malu untuk bercerita karena jangankan pohonnya meninggi., tunas yang mungil saja tidak tampak sama sekali. Padahal ia telah melakukan perawatan dengan sangat sungguh-sungguh.

Tak terasa enam bulan pun berlalu., waktu yang diberi sang raja telah cukup. Semua peserta membawa pohon mereka masing-masing., dan baginda raja berkenan memeriksa semua pohon tersebut. Semua membawa pohon beringin di dalam sebuah pot besar., kecuali anak muda tadi yang hanya membawa pot berisi tanah yang subur dihiasi bibit beringin pemberian raja enam bulan lalu. Dapat dipastikan semua orang mengejek dan menertawainya.

Setelah melakukan pengecekan secara menyeluruh., sang baginda raja memanggil anak muda yang hanya membawa pot berisi tanah dan bibit seraya mengumumkan bahwa dialah pemenangnya. Seluruh hadirin terkejut dan mengajukan protes keras kepada raja.

Dengan bijaknya raja berkata., “Enam bulan lalu., saya berikan biji pohon yang telah saya goreng., jadi biji tersebut tidak akan pernah tumbuh. Saya meminta Anda melakukan pekerjaan ini hanya untuk mengetes kejujuran Anda. Dan kini saya tahu siapa yang benar-benar jujur dan siapa yang berbohong. Anak muda ini adalah orang yang jujur., walaupun ia tahu bahwa bibitnya tidak tumbuh., tetapi ia tetap merawatnya dan berharap bias tumbuh. Inilah asisten pribadi saya yang baru.”


Kejujuran adalah barang langka dalam hidup manusia khususnya pada zaman ini. Kebanyakan orang berlomba-lomba untuk mengejar materi., jabatan., dan prestise., maka nilai-nilai sebuah kejujuran adalah nilai yang dianggap tidak berguna lagi bahkan aneh terdengar di telinga.

Padahal kejujuran adalah nilai tertinggi yang akan menjadi barometer kesuksesan manusia. Tidak banyak orang yang kaget mendengar seorang pemimpin perbankan yang terpandang yang tertangkap karena melakukan tindakan korupsi. Namun., betapa kagetnya masyarakat mendengar seorang supir taksi miskin mengembalikan tas yang berisi uang puluhan juta rupiah.
Kejujuran menjadi suatu komoditas yang langkan pada zaman ini. Seorang juara sejati selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam perjalanan sukses hidupnya.

Dari Abdullah lbnu Mas'ud, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Selayaknya bagi kamu untuk berlaku jujur, karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menghantarkan ke surga. Sesungguhnya, seseorang jika berlaku jujur akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur.Hindarilah berlaku dusta, karena dusta mengantarkan kepada kejahatan, sedangkan kejahatan mengantarkan ke neraka. Sesungguhnya seseorang jika berlaku dusta akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta."
[Shahih, di dalam kitab Adh-Dha'ifah (6323). Bukhari]

Dari Hadits diatas tentu mengambarkan sebagai muslim kita harus berupaya untuk menyempurnakan diri kita dalam beragama dengan kejujuran yang tertanam dalam berbagai aspek kehidupan kita, karena kejujuran adalah sebab dari suatu banyak akibat-akibat keburukan yang akan mengikutinya.

Kejujuran menjadi fundamen penting dalam membangun komunitas masyarakat. Tanpa sikap jujur, seluruh ikatan masyarakat akan terlepas. Karena tidak mungkin membentuk suatu komunitas masyarakat sedang mereka tidak berhubungan sesamanya dengan jujur.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Jikalau mereka jujur kepada Alloh, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka” (QS: Muhammad: 21)
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan dan hidayah-Nya agar bisa sedikit demi sedikit memiliki sifat mulia ini dan mempertahankannya, baik dalam dakwah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin Ya Allah...



 
;