7 comments

Terdeteksi KIDULT?! KaPeeR mungkin satu solusinya

"Mba nya mah dewasa nya di lingkungan luar sana, kalau masuk pager rumah mah keluar lagi sifat kanak-kanaknya, apalagi kalau sudah deket-deket Ibu, semakin menjadi deh"

Jeleger.. bak petir di malam purnama adenya berkata tanpa berdoa eh berdosa maksudnya.. Weq, saya dibilang kanak-kanak. OMA (Oh my Allah maksudnya), emang gue gitu ya?? Memangnya ga boleh manja-manjaan sama Bundut. Pan bunda bikin aye tenang dan tentram, rasanya nyaman dan aman saat ada dalam buaiannya. Pembinaan pendewasaan kepribadian itu juga terjadi saat Rani ada dalam dekapan dan pangkuan bunda.

Jadi ingat pembicaraan dengan temen2 liqo yang notabene anak psiko. Usia kami ini seharusnya sudah punya rumah sendiri karena dengan memiliki rumah sendiri akan ada tanggung jawab pribadi dalam melunasi KPR, merawat dan membersihkan rumah, memasak sendiri, mencuci sendiri, pokoknya bisa mengurusi diri sendiri sih intinya. Bukannya, kalau mau mengurusi orang lain (suami, anak-anak, atau keluarga) harus bisa mengurus diri sendiri dulu. Nah, dengan memiliki rumah sendiri yang artinya lepas dari keluarga besar diharapkan bisa menjadi pembelajaran untuk ke arah sana.

Usia dari rentang 20 hingga 26 tahun merupakan masa transisi dari remaja ke dewasa. Kami belum bisa dikatakan dewasa sepenuhnya dan tidak pantas dikatakan remaja. Saya mengkhawatirkan kata-kata adenya tentang "sifat kekanak-kanakan" itu. Apakah virus kidult itu telah menyerang pertahanan jiwa saya kah? Mari kita lirik-lirik dunia kidult itu.. Tak kenal maka tak perlulah sok tahu. Betul kan... ^ ^

Kata om wikipedia istilah Kidult (dari kata KID dan ADULT) adalah sebutan bagi orang – orang usia 20 tahun ke atas yang masih enjoy menikmati budaya kanak – kanak, atau remaja belasan, baik secara fisik/ penampilan, gaya hidup, maupun pemikiran, yang sesungguhnya tidak cocok lagi bagi usia mereka.

Sedangkan di Australia menurut ahli kependudukan Bernard Salt, fenomena kidult mulai menjakiti mereka yang berumur 25 tahun ke atas. Mereka menunda pernikahan, menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan, memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba, membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat.

ehm, kalau mendengar penjelasan dari om wiki saya termasuk tidak ya.. Jujur saya lebih menyenangi film-film kartun daripada sinetron-sinetron yang (maaf) isinya sampah semua. Bahkan saya sengaja pulang jam jam lima teng untuk dapat menonton Monkey D Luffy dalam serial ONE PIECE. Apalagi kalau hari ahad? Nonton kartunnya bak marathon, mulai dari Spongebob, Naruto dan diakhiri dengan One Piece. Hmm, apakah ini masuk dalam katagori kidult? Wallahu a'lam

Beda lagi ceritanya jika melihat penuturan Benard Salt,
"fenomena kidult mulai menjakiti mereka yang berumur 25 tahun ke atas. Mereka menunda pernikahan, .. "

Yap, Rani bukan menunda pernikahan, tapi memang memberikan usia tertentu dalam penggenapan Dien. Ini bukan tanpa pertimbangan, saya telah membuat proposal dan telah diserahkan kepada Allah. Diterima atau tidak oleh Allah, Rani yakin bahwa itulah yang terbaik. Ada set target karier, sekolah dan menikah. Bagai makan kue, saya tidak bisa memasukkan semuanya ke dalam mulut. Jika dipaksakan, saya akan muntah. Dan itu pernah terjadi, dan semoga ini tidak terulangi.

"menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan, memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba, membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat."

Menunda punya anak?
Menikah aja belum, gimana mau menunda coba. Ck ck ck ck.. Bagi saya mah anak itu anugerah dari Allah. Buah cinta antara adam dan hawa. Untuk apa ditunda-tunda? Sebenarnya kata 'menunda' itu adalah penghalusan kata 'takut'. Yap, takut akan tanggung jawab. Ketika bayi itu menangis, menyeruaklah tanggung jawab dari kedua belah pihak. Sang Ibu wajib mengajak anak-anaknya untuk mematuhi ajaran-ajaran al-Qur'an dan Sunnah serta mendidik anaknya menjadi generasi Rabbani. Demikian pula halnya dengan sang ayah, beliau wajib menafkahi anaknya. Hamil dan menjadi orangtua adalah keputusan dengan segala konsekuensi sikap. Nah, hal inilah yang belum dimiliki oleh generasi kidult, secara sifatnya aja masih kanak-kanak. Masa orang yang bersikap kekanan-kanakan mendidik anak-anak??

Menunda membeli rumah??
Hmm, siapa sih yang ga mau punya rumah sendiri. Tabungan saya masih belum cukup untuk bayar DP rumah. Tapi saya mengazzamkan, ketika milad saya di Desember nanti kunci rumah sudah ditangan. Bismillah !!!

Lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan?
Ya ampun, saya tidak suka jalan-jalan keliling dunia. Kalau keliling gunung saya suka, tapi itu juga bisa dihitung jari. Jadi saya aman dari katagori ini.. ^ ^

Memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba?
Hmm, no comment deh ^ ^ v

Membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat?
Dunia memang mau kiamat, tapi kapan tepatnya hanya Allah Yang Maha Tahu. Mmm, kalau dicermati iya juga sih. Sindrom ini hadir kalau ada acara pesta buku. Ndak tahan kalau melihat buku bagus tergeletak di rak-rak tak bernyawa. Saya mendengar mereka memangil-manggil nama "Rani, Rani, Rani".. Ya sudah, ambil dan bawa ke kasir deh.. Saya kan orangnya ndak tegaan * hueks.. ^ ^v Tapi inget lho, kasus ini hanya terjadi di toko buku atau pesta buku, bukan di emoll atau di distro-disro. Saya hanya membeli sesuai urgensi dan keperluan. Apakah ini termasuk generasi kidult? Huft, entahlah..



Kalau ditelaah secara dalam, betul juga kata adenya. Sedikit banyak saya memiliki sifat generasi kidult. Hmm., itukan untuk yang usianya 25 tahun keatas kan yaa.. Namun, sebelum menjadi-jadi harus ada usaha preventif untuk itu. Baiklah.. saya akan mensuntikkan obat untuk melawan dan memangkas virus kidult ini.

Dengan cara apa??

Dengan menggenapkan Dien?? Mmm, belum waktunya. Kan saya punya waktu khusus untuk menunaikan ibadah ini.

Dengan punya anak?? Gimana mau punya anak.. dung dung dung. Hmm, bagaimana jika menculik anak tetangga?? Anaka TPA boleh juga, mereka kan ngefans banget sama akuu ^ ^

Dengan memiliki rumah dan tinggal di dalamnya?? Yap, mungkin lepas dari keluarga merupakan pilihan terbaik saat ini.. KPR KPR KPR


Begitulah....

======================================================================================================================================

Note : Untuk mengetahui lebih dalam tentang KIDULT langsung klik aja tulisan KIDULT nya
4 comments

efbie oh efbie



Ingin menuliskan sesuai aliran hati, tanpa tendensi.. kena sp?? siapa takut *ngaciiiirr

Sudah lebih dari tiga bulan efbie Rani dihapus. Dengan penuh kesadaran dan pertimbangan tentunya. Tapi kemarin, beberapa orang di efbie mengingatkan saya pada social account saya. Sepertinya mereka merindukan saya. Oh no, beginilah konsekuensi sebagai orang yang famous. Peace ah.. Tulisan ini dibuat dengan kadar salinitas narsisme yang tinggi, jadi tolong jangan pada muntah ya..

Yap, sampai kemarin mereka masih mempertanyakan status efbie saya. Haddu.. seharusnya kan mereka menanyakan status saya bukan status efbie saya.. ck ck ck ck

Berikut penggalan percakapannya ...

=======================================

Si Bapak :
"Mba Rani, kenapa menghilang dari efbie? Saya selalu mengikuti update-an & perkembangan mba Rani lho"

Rani :
"Iya Pak, saya sedang fokus blogging dan menulis buku" *gaya banget yah.. hoho (sambil mikir) kalau ngikutin terus harusnya tak perlu bertanya dong. dung dung dung -.-

=======================================

Si Teman :
"Rani, masih sehat tanpa efbie? Gimana nasib fans-fans"

Rani :
"Alhamduillah, sekarang naik 3 kilo. Fans-fans?"

Si Teman :
"Selalu aneh, itu loh yang suka ngelike & comment di wall Rani"

Rani :
"Et dah, mereka mah teman Rani semua soale ndak ada yang minta tanda tangan boy, fans kan selalu minta tanda tangan idolanya"

Si Teman :
"Capede... Kalau punya fb kan yang mau ta'aruf bisa ngeker-ngeker dulu"

Rani :
"Emang eike cewe apaan pakai dikeker-keker segala."

* fans apaan sih.. sejak kapan ada Rani punya fan page sbg wadah Rani Fans Club
- ini membuat saya berpikir "kenapa ada asumsi fans?" "pakai dikeker segala lagi"
hmm... efbie saya baik-baik saja kan.. heuu


=======================================

Masih ada beberapa percakapan lagi sih, tapi lagi ga mood nulisnya. Baiklah, Rani tegaskan disini, hal-hal yang menyebabkan Rani mengundurkan diri dari efbie bisa dibaca di tulisan Rani yang di mp dan mengenai social network yang Rani punya bisa dilihat disini (klik lagi ya).

Alasan utama Rani hengkang dari efbie yaitu adalah karena dipunyai oleh y@hU!):.. ya U know lha who is he.. Walaupun masih ragu apa iya mereka mendanai penjajahan l5r@3L atas bumi Palestina, tapi saya berpikiran kalau mereka kan satu bangsa. Sudah menjadi rahasia umum kali.. Meninggalkan keragu-raguan sajalah.. Memang bagi sebagian orang efbie itu sedikit bahkan sangat bermanfaat, tapi bagi saya kebanyakan mudharatnya.

Selain itu, pengunduran diri dari si efbie itu juga karena si efbie melalaikan saya. Kalau kata teman saya, "Jangan hanya karena segelintir orang lalu kamu pergi begitu saja. Bukannya dulu antum suka bilang kalau apa gunanya dakwah jika iman takut terwarnai oleh kufur?"

Entahlah, saya rasa disana banyak kecemburuan terjadi. Kamu tahu kan bagaimana cemburunya bidadari, sungguh saya tidak sanggup membayangkannya. Dia ngambek lho waktu saya dikelilingi laki-laki ajnabi itu. Haddu, bidadariku, seandainya kau tahu bahwa aku kerap berada di sarang penyamun. Walaupun aku berbaur dengan kaum adam bejibun, hatiku tetap milikmu lho. Suwer deh, aku padamu ^^ .. Tapi, lain cerita kalau satu atau dua tahun lagi, hmm.. percayalah kamu tetap ada dihati aku juga. Mungkin pembagiannya agak berbeda kali ya.

Intinya sih, menurut saya. Semua yang ada di jejaring sosial apapun itu, mengajarkan kita akan seni pergaulan. Setiap manusia punya karakter dan pilihan yang berbeda. Mau tetap punya efbie atau tidak itu pilihan anda. Mau dakwah dimanapun itu pilihan anda. Tapi pemilihan itu juga didasarkan pada pertimbangan khusus juga, ga semena-mena. Bagi saya, pemutusan masa berakhirnya efbie saya itu merupakan bagian dari pembelajaran hidup. Maka, mohon dengan sangat untuk menoleransi keputusan saya dan biarkan saya menjalani ini dengan tentram dan damai. * Rani nulis apaan sih ya...

Bismillahi.. saya hapus account efbie saya beserta foto-foto dan note-note yang ada didalamnya. dengan mengklik button "Okay". Sah para saksi? Sah!!

Karena,

Dengan media apapun, saya yakin bahwa kita bukan orang lain, kita masuk lingkaran yang sama sejak manusia berhubungan dengan manusia, semua orang ingin menjaga lingkaran yang telah membesar itu, untuk menciptakan lingkaran yang menghubungkan seluruh dunia.. Suatu hari nanti. Insya Allah..
Aamin



3 comments

Orang yang berbakti dan buah tin

Tulisan ini mengenai dua buah rumah Allah dimana Allah mengizinkan saya untuk melalui malam malam Ramadhan tahun ini 1431 H... Kenapa dua masjid itu? Karena, jika saya tulis semuanya, tulisan ini akan menjadi panjang. Sedikit mengenai kisah yang tertoreh didalam dan diluarnya.. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita di malam itu., di hari dan malam malam selanjutnya.. aamiin Allahumma Amin..

Jumat, 3 September 2010

Lagi-lagi saya membuatnya menunggu.. Saya? Transjakartanya kali.. Hehehehe... *ga mau disalahin dot com ^ ^ v Hmm.. seandainya saya meninggalkan kantor jam tiga., mungkin beliau tidak harus menunggu lama.. (tapi mana boleh) Maafkeun saya kawan..

Alhamdulillah.. adzan Isya masih terdengar ketika roda dua milik Eshu chan memasuki teritorial masjid. Ya., masjid rekomendasi temanku untuk itikaf di malam ke dua puluh lima ramadhan tahun ini. Masjid Al Abraar, masjid Orang-orang yang berbakti. Semoga kita menjadi manusia dan pribadi yang berbakti kepada ibu, bapak, suami, keluarga, bangsa, negara dan tentu saja agama. Aamiin..

Seusai Qiamur Ramadhan, kami melanjutkan tilawah kami masing-masing. Saya berazzam untuk mengkhatamkan barisan huruf dalam mushaf saya malam ini.. Dan alhamdulillah, Allah mengizinkannya. Begitu pula halnya dengan Eshu chan yang berniat mengkhatamkan 2 juzz dalam Ramadhan 1431 H ini.

Dibagian ikhwan sepertinya ada diskusi yang 'menarik', tapi kurang jelas terdengar (soale memang tidak menggunakan mik (microphone red)). Selang waktu berganti, sepertinya ada aura pertentangan dan ketidaksepahaman dalam diskusi itu. Ada jamaah yang work out, dan suasana cukup mencekam lho (lebay mode : on). Namun alhamdulillah, everthing is gonna be OK !!

Menjelang pukul 22.00 waktu Jatiwaringin (masjid Al Abraar tepatnya) jamaah akhwat mulai berdatangan. Asik asik.. lumayan lah, ada dua digit jamaah akhwat, jadi lebih berasa, soale di masjid ini dingin banget (pakai AC) dan saya tidak membawa jaket. Pas itikaf ini, saya cuma membawa sarung, mushaf dan sikat gigi saja lho.. No food, no snack, and just money. Paraah... Alhamdulillah, Eshu chan memberikan saya nasi dan ayam kecapnya.. mmm.. yummy.. dan untuk makan sahur ternyata panitia menyediakan jasa pemesanan nasi plus sayur mayur, lauk dan buah-buahan..

Kajian malam ini adalah tentang Ukhuwah Islamiyah... brr... dingin melanda dan mendengarkan kajian dalam pelukan sarung yang tebal. Lewat jam 12 malam saya beranjak tidur. Tidurnya nyenyak lho, padahal kalau dihitung pakai jam angkanya ndak sampai satu bilangan bulat.

Qiyamul Lailnya juga TOP begete.. cos surah yang dibaca itu surah kesukaan Rani., Surah Qaf dan Ar Rahman.. Jika saya masih beredar di Jakarta, saya merencanakan menambatkan hati saya di masjid ini pada Ramadhan tahun depan, Insya Allah.. karena bisa jadi tahun depan saya mungkin mengorbit di luar Jakarta, luar Indonesia, bahkan mungkin luar dunia (alam kubur : red).

Sayangnya, saya hanya satu malam saja di masjid ini. Tapi cinta satu malam di masjid ini buat ku melayang (melinda mode: on). Eh, eh, ketika makan sahur, dititian tangga masjid, kami (saya dan Eshu chan) melihat bulan sabit di ufuk langit lho.. Cantik nian lho.. Subhanallah, sayangnya ga bisa di capture., namun keindahannya akan selalu tercapture di kenangan saya. ^ ^

Nice masjid... Semoga kita menjadi Orang-orang yang berbakti.. Aamiin..

Ahad, 5 September 2010

Masjid yang berada di kompleks Taman Mini Indonesia Indah ini masuk dalam daftar masjid yang saya satroni sebagai tempat itikaf. Selain itu saya ada janji dengan teman saya di masjid ini. Tepat ketika adzan maghrib berkumandang. Saya dan adenya membeli mendoan dan donat. Sebelumnya kami telah membeli cimol dan tela tela. Ketika waktu berbuka tiba, kami mengambil tempat di selasar kanan masjid, tempat yang cukup sepi dan nyaman untuk berduaan (tenang, ini adek kandung saya sungguhan). Saat membuka bekal makanan kami, masya Allah, kami banyak memborong makanan. Ck ck ck ck.. Kata adeknya, “Mba,sering-sering ajak itikaf ya, makmur ” ^ ^ Huft, dasar anak-anak. Setelah cukup dengan makanan berbuka. Kami beranjak sholat maghrib setelah itu tilawah Al Quran.

Ba'da dinner, kami kembali ke masjid dan mengambil tempat di lantai dua agar dapat melihat slide presentasi dari kajian malam ini. Selang beberapa menit setelah kajian berlangsung, saya melihat beberapa akhwat mulai tumbang dalam lelap tidurnya. Hmm, bagaimana keadaan adenya ya? adenya masih mendengarkan kajian dan sedikit bertanya kepada saya jika ada hal yang kurang dipahami. Alhamdulillah, dia masih bertahan hingga saat itu. Senangnyaa..

Waktu berganti waktu.. Saat forum tanya jawab berlangsung, ternyata dia sudah tertidur pulas. Ya Rabbi, padahal kan saya merencanakan pindah dan tidur di lantai tiga setelah kajian usai. Tapi bagaimana lagi, adenya sudah terlelap dan mengambil posisi tidur yang pw (posisi wenak). Mau dibangunkan, tidak tega, padahal beberapa kali dia sempat melingkarkan tangannya di pinggang saya. Bagaimana ini? Baiklah, saya selimuti adenya dengan rukuh supaya hangat dan tidak terlihat oleh yang bukan mahramnya. Karena hijab dilantai dua ini hanyalah kain pembatas setinggi satu meter, jadi mungkin saja tubuh-tubuh yang bergeletakan itu terlihat ‘mengerikan’.

Semakin larut semakin banyak saja akhwat yang melepaskan lelah dengan tidur di lantai dua ini. Saya berpikir.. eww.. tidur di tempat terbuka dengan posisi seperti itu? Sungguh sulit dipercaya. Rasa kantuk pun mulai menyerang saya, namun untuk tidur dalam kondisi ini sungguh sulit untuk diterima. Baiklah saya menunggu jam dua belas malam saja, biasanya lampu penerangan masjid akan dimatikan. Saat itu mungkin saya bisa sejenak melelapkan diri dalam malam Ramadhan milik-Nya. Kembali saya melanjutkan tilawah.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Tapi, lampu masjid belum juga dimatikan. Rasanya saya ingin membatalkan niat untuk tidur deh. Sungguh rasa kantuk ini menggila, tapi bagaimana mungkin saya tidur dalam kondisi seperti ini? Akhirnya saya memutuskan untuk tidur dengan posisi duduk dan menunduk. Kurang nyaman dan nyenyak memang, namun bagaimana lagi, masa saya tidur dengan posisi terlentang. Hii… horror sangat. Karena, sebagai perempuan saya sungguh tidak rela jika tidurnya saudari saya terlihat bahkan dilihat oleh orang lain. Begitupula jika nanti saya menjadi seorang istri, saya tidak akan rela jika tidurnya suami saya terlihat bahkan dilihat oleh orang lain. Lalu, bagaimana dengan diri saya sendiri.. Demi Allah, sungguh tidak relaa...

Tepat pukul dua, kami seluruh jamaah itikaf masjid At Tin melakukan sholat Qiyamul Lail dan dilanjutkan dengan muhasabah. Adenya bersimbah air mata, namun dia mengatakan bahwa jeda menangisnya kurang lama, jika muhasabah dengan ka Ihram, dia bisa menangis satu jam-an. Hmm, mungkin lain waktu saya akan mengundang ka Ihram ke rumah untuk menangisi (memuhasabah) adenya.. `)

Yupp... sepertinya, saya lebih memilih masjid 'kampung' untuk itikaf di Ramadhan mendatang. Karena, lebih tenang dan menenangkan.. Dan.. (rahasia)
0 comments

Ruas ruas bersayap

Aku suka lebah
Aku suka kunang kunang
Aku suka kupu kupu
Aku suka capung
Aku suka kepik

Aish.. aku suka serangga
mereka anggun ketika terbang
bagai pernik cantik hiasan langit
selain itu, mereka tangguh hadapi metamorfosis

Lebah

Tiga binatang kecil menjadi nama dari tiga surah di dalam Al Quran adalah An Naml (semut), Al 'Ankabut (laba-laba) dan An Nahl (lebah). Jujur, diantara ketiganya aku sangat menyukai lebah. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Mereka makhluk pekerja keras, disiplin, mengenal pembagian kerja. Binatang kecil ini tidak menggangu kecuali yang menganggunya. Rasulullah mengibaratkan seorang mukmin sebagai lebah, sesuatu yang tidak merusak dan tidak pula menyakitkan : Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.

Bagi kita manusia, selayaknya menjadi pribadi yang lebih dari lebah, mengambil yang baik-baik dan melakukan yang terbaik. Menjadi jiwa-jiwa yang bermartabat dan bermanfaat bagi umat. Karena kita adalah khalifah. Khalifah tidaklah membuat kerusakan melainkan memberikan manfaat dimana pun sang khalifah berada. Be like a bee..

Dare you?

Kunang-kunang

Kata orang Jawa, kunang-kunang itu kukune wong lanang. Nah lo., terus kalau perempuan apa yaa? hmm., mungkin kudok-kudok kali ya (maksudnya kuodok.. Hee.. ^ ^v) . Mari hentikan kekonyolan dalam tulisan aneh ini. Lanjut.. Rani suka cahaya, maka bukan suatu hal yang aneh jika aku menyukai kunang-kunang. Pertama kali ku mengenalnya adalah ketika malam saat bermain di pematang sawah. Ada sesuatu yang berkelap kelip pada batang-batang ilalang. Aku coba dekati dan ia melayang membawa serta cahayanya. Dan dari bunda aku memanggilnya dengan sapaan kunang kunang. Walau tak mampu menyaingi bulan dan bintang dengan cahaya yang begitu besar, namun cahaya kunang-kunang tetap memperindah malam yang gelap dengan gemerlap. Binatang mungil ini tetap ingin membagi cahayanya untuk dunia yang besar. Karena, bukan seberapa terang cahaya kau berikan, tetapi seberapa banyak orang lain dapat memanfaatkan cahaya itu, hingga dirimu dikenali orang lain dengan cahayamu sendiri.

Kupu-kupu

Berdasarkan sedikit pengetahuanku mengenai ilmu biologi, aku hanya dapat mengartikan makhluk ini adalah yang cukup unik. Unik dengan kemampuannya dalam menjalani “metaformosis”. Metamorfosis merupakan tahapan proses rumit kehidupan kupu-kupu sebelum menjadi kupu-kupu sejati. Apabila telur itu mengalami metamorfosis dengan sempurna, maka Insya Allah ia akan menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dengan sayap-sayap yang indah dan kuat.

Pelajaran dari metamorfosis si cantik kupu-kupu adalah sebuah proses. Semua yang terjadi pada kita adalah proses kita untuk belajar. Manis ataupun pahit buah kehidupan harus bisa kita terima dengan lapang dada. Perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya merupakan perjuangan yang harus dilewati demi mengokohkan sayap dan menghiasinya dengan warna warni indah. Siapkah kita memperjuangkan sayap sayap indah kita dan menjadi seekor kupu-kupu yang terbang bebas melanglang buana ke segala tempat. Agar semua orang dapat berbahagia dengan memandang warna warni dunia kita.

Capung

Dahulu waktu masih banyak ilalang di kelapa gading. Aku suka sekali menangkap capung. Katanya bisa buat obat ngompol. Jadi kuhadiahkan capung kecil untuk temanku yang masih suka ngompol. Namanya ****. Entah kenapa bisa begitu ya, kepercayaan orang orang dulu lucu, mmm mungkin ada cairan dari tubuh capung yang bisa menekan hormon ngompol ^ ^

Masih ingat, batang batang ilalang yang menjadi medan perang. Sedikit gerak tercermati, sang capung kembali mengepakkan sayapnya, terbang tinggi membelah angkasa. Luar biasa cepatnya., makhluk itu dapat berhenti tiba-tiba dan mulai terbang ke arah berlawanan pada kecepatan berapapun atau ke arah manapun yang dipilihnya. Sedikit belajar dari capung. Selayaknya kita dapat dengan segera menyadari bahaya yang mengintai. Entah itu dari bahaya yang sifatnya nyata ataupun maya, lebih lebih dari kefuturan bahkan kekufuran. Hendaknya kita bisa bermanuver dan bergerak dengan cepat dalam menyikapi segala tantangan di dunia ini. Cepat membaca keadaan, cermat menganalisisnya dan cekat dalam bertindak.

Kepik

Aku suka kepik. Entah mengapa, pokoknya aku suka kepik. Masih tergambar surga taman kanak-kanakku. Saat kita tumbuh diantara ranum bunga serta harum rumput dan rindangnya pepohonan. Saat engkau berhasil menangkapi capung-capung itu aku iri karena tak ada satupun capung yang berhasil kutangkap. Tapi aku tak mau kalah, aku banggakan kepik-kepik mungil yang kutangkap. Ada yang berwarna emas, ada yang berwarna merah dibumbui bercak bercak hitam. Kemudian aku masukkan ke dalam stoples, kumasukkan bunga, balok kayu dan dedaunan. Tiba-tiba kepik itu membalikkan tubuhnya dan terdiam, aku panik dan mengeluarkannya dari aquarium bulat itu. Aku letakkan di meja kayu, sesaat kemudian kakinya keluar dan terbanglah dia. Wush, aku kaget, lebih-lebih tanganku lengket dan aku mencium sesuatu yang menyengat dari jari jemari tanganku. Aku berteriak histeris dan menangis. Dan kau tertawa-tawa melihat tingkahku itu. Baiklah, aku kejar kau untuk kupeperi cairan aneh ini. Saat kehendakku memuaskan mengotori pakaianmu terlampiaskan, kau balik mencipratiku dengan air kolam. Dan ahirnya kita tertawa bersama dan kau mengacak-acak rambutku. Hahaha... entahlah.. aku suka kepik atau suka kebersamaan denganmu karena kepik. Yang jelas, hingga saat ini aku masih suka kepik. Walau saat ini aku tahu namanya adalah kumbang koksi, aku tetap memanggilnya dengan sebutan kepik. Karena dengan itu, aku masih bisa menikmati kenangan kita. Eyang..

Dedicated to:

Penikmat dan pecinta serangga

 
;