4 comments

Rasukan 7 jam :: Not before I'm ready


Dengan siapapun dan dengan cara apapun kita dipertemukan kelak, aku harap semua itu melalui proses yang baik (mulai dari awal sampai dengan akhir). Dan seiring pertemuan itu semoga berkah Allah menyertai. Dan dalam tiap pertemuan yang terjadi dan dalam apa yang akan kita jalani dapat memperkuat barisan orang-orang dan pejuang-pejuang yang peduli dengan Dien ini. Aaaaaamin.

Walau keinginan hati ingin melalui ‘jalur biasa’ tapi hati ini harus siap dan kuat jika harus melalui jalur luar biasa yang Allah tunjukkan.

Insya Allah, Allah akan mempertemukan kita dengan cara-Nya yang indah..


Catatan Terakhir *)

Terjagalah dari segala maksiat, dari segala zina dan nafsu dunia yang sesat; Disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa-jiwa yang selalu haus akan ibadah dan penuh harga diri;

Ini bukan cerita Cinderella, bukan juga patah arang cinta buta Siti Nurbaya; tak dapat diukur, tapi bersama Allah semua pasti akan teratur; dinyatakan dalam ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam; bersemi dari pupuk akhlak yang hebat, berbuah dalam kesabaran dan ketekunan yang lebat;

Tidak!! Ini tak kan dimengerti oleh hati yang penuh dengan dusta, yang buta oleh warna warni dunia yang fana; ini hanya untuk mereka yang selalu ingin luruskan keteladanan bagi generasi berikutnya; Keteladanan abadi dalam harum kasturi dan buah ibadah, dan menjadi manis seperti kurma di awal rembulan yang indah, untuk selalu berjalan dalam kesetiaan dan harapan, dan hanya mau mencium atas dasar kemurnian kita berkata cinta; karena bukan apa siapa dan bagaimana, tapi luruskanlah dalam wangi surga, karena apa sebenarnya kita berani berkata cinta..

Hingga rambut kita memutih..
Hingga ajal kan datang menjemput diri ini..

Inilah cinta sejati; cinta yang tak perlu kau tunggu, tapi dia tumbuh bersama do’a malam yang teduh; Tak tersentuh oleh mata dunia yang palsu; petunjuk yang selalu datang dari ruang para malaikat yang sanggup melihat tak kenal pekat, tak lekang oleh zaman yang kan terus melaju; tak akan habis oleh waktu; Karena kecantikannya tersimpan di hati dalam pesona yang selalu menjaga jiwa; yang menjadikan dunia menjadi surga sebelum surga yang sebenarnya; yang membuat hidup lebih hidup dari kehidupan sebenarnya;

Seperti sungai yang mengalir, bening airnya pun selalu artikan keseimbangan syair; yang satukan dua perbedaan dalam satu ikatan, untuk melihat kekurangan sebagai kesempatan dan kelebihan sebagai kekuatan; lalu saling mengisi seperti matahari dan bulan, dalam kesetiaan ruang kesholehan dan kasih sayang, bagi sejarah penutup halaman terakhir perjalanan para ksatria sastra jihad dan dakwah. Tercatat dalam untaian rahmat, berakhir dalam catatan terakhir yang mulia, digariskan hanya oleh ketetapan Allah Subhanahu wa-ta’ala.

* Thufail Al Ghifari




Dedicated to :

KITA. Aku, kamu dan mereka yang baca postingan ini. Merunjuk pada semua insan yang bermimpi sama, berpengharap sama.

* pesan dari sponsor : Jangan sampai ada yang ge er ya, kalau ada yang ge er tanggung sendiri akibatnya.. ^ ^ v
0 comments

Mengalihkan adalah untuk mengendalikan

Main games yuk. Dengan cepat jawablah pertanyaan dibawah ini :

1. Berapa banyak jari yang dimiliki seseorang pada kedua tangannya?
2. Berapa banyak jari pada 10 tangan?

Jika antum seperti kebanyakan orang, antum akan menjawab "10" dan "100". Jawaban pertama benar. Sayangnya jawaban kedua salah. Saya usulkan untuk kembali baca ulang pertanyaannya.

Contoh sederhana ini menunjukkan bagaimana pengalihan perhatian bekerja dalam skala kecil. Pertanyaan pertama mengarahkan antum kepada pola tertentu dan menaruh anda dalam pola pikir tertentu. Ketika antum mendapatkan pertanyaan kedua, antum menjawab berdasarkan jawaban pertanyaan pertama. 10 x 10 = 100 Kelihatannya mudah. Itulah pengalihan perhatian. Sangat sederhana. Pada saat mencapai garis finish, antum telah kehilangan informasi selama perjalanan.

By the way, jawaban pertanyaan kedua adalah 50..

* Guys, could you see my point?
semoga dapat mengambil ibrohnya..


:: Mengalihkan perhatian adalah untuk mengendalikan perhatian ::
Fred Robinson

===========================================================
2 comments

Ohh kamu ???

Kisah ini Rani dapatkan dari teman di kaskus , sungguh sangat menarik, sangat menyentuh, sangat penuh dengan makna dan hikmah.. Setiap kali membacanya setiap kali itu pula ada getaran yang melanda,, Fufufu..


Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telepon di rumah kami. Inilah telepon masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telepon lain. Sang operator akan menghubungkan secara manual.

Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa, kalau putaran di putar, sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata : “Operator”. Dan si operator ini maha tahu.

Ia tahu semua nomor telepon orang lain!
Ia tahu nomor telepon restoran, rumah sakit, bahkan nomor telepon toko kue di ujung kota.

Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun dirumah, dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar putar kesakitan dan memasukkan jempol ini kedalam mulut tatakala saya ingat …. Operator!!!

Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya.
” Disini operator…”
” Jempol saya kejepit pintu…” kata saya sambil menangis. Kini emosi bisa meluap, karena ada yang mendengarkan.

” Apakah ibumu ada di rumah ? ” tanyanya.
” Tidak ada orang “
” Apakah jempolmu berdarah ?”
” Tidak , cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali “
” Bisakah kamu membuka lemari es? ” tanyanya.
” Bisa, naik di bangku. “
” Ambillah sepotong es dan tempelkan pada jempolmu…”

Sejak saat itu saya selalu menelpon operator kalau perlu sesuatu.

Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah Negara, tanya tentang matematik. Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan , makannya kacang atau buah.

Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang operator dan melaporkan berita duka cita ini.

Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar. Saya tanya : ” Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya ?”

Ia berkata pelan : ” Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain…” Kata – kata ini tidak tau bagaimana bisa menenangkan saya.

Lain kali saya telpon dia lagi.
” Disini operator “
” Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?”

Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun. Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan ” Disini operator “

Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni anak kecil.

Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya studi trip ke kota asal.
Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telepon, dan minta bagian “operator “
” Disini operator “ Suara yang sama. Ramah tamah yang sama.
Saya tanya : ” Bisa ngga eja kata kukuruyuk “
Hening sebentar.

Kemudian ada pertanyaan : “Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan ?”
Saya tertawa. ” Itu Anda…. Wah waktu berlalu begitu cepat ya “
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serius : ” Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon “

Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi. ” Tentu, nama saya Saly “

Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telpon operator. Suara yang sangat beda dan asing. Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya ” Apa Anda temannya ?”
” Ya teman sangat lama “
” Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan. Ia meninggal lima minggu yang lalu…”

Sebelum saya meletakkan telepon, tiba tiba suara itu bertanya : “Maaf, apakah Anda bernama Paul ?”
“Ya “
”Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya…..”

Ia kemudian membacakan pesan Saly :
” Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN… Paul akan mengerti kata kata ini….”

Saya meletakkan gagang telepon. Saya tahu apa yang Saly maksudkan.

=========================================================================

Yup.. kisah unik ini berakhir dengan persahabatan. Persahabatan yang terjalin seiring berjalannya waktu.. dimana disana ada keikhlasan, kesabaran, kepedulian, kejujuran.. dan semuaanyaa... kadang manusia tidak sadar bahwa hal kecil yang biasa kita lakukan dapat dianggap luar bisa dan berharga bagi orang lain..

Jangan sekali sekali mengabaikan, bagaimana Anda menyentuh hidup orang lain.

2 comments

There is no – Time out in Life

Saat saya jenuh dengan rutinitas kota, Kamis kemarin tiba-tiba saya memutuskan untuk naik gunung, pegunungan Dieng tepatnya. Yap, pegunungan adalah kantor pusat saya merefleksikan diri, mengintropeksi dan me-retropeksi segala apa yang telah terjadi dalam diri dan lingkungan saya.

Segala yang telah, sedang dan akan saya lakui termuntahkan. Pandangan saya terpaku pada mentari pagi. Sinarnya melintasi batas pikiran yang selalu menggelora. Melayang dan berpengharapan. Saya membayangkan jika uang itu disebar dari atas tebing ini. Dan jika ada suatu bank memberikan poin reward sejumlah 86.400 tiap harinya. Tiap poin yang diberikan bernilai seribu rupiah. Pasti sangat menyenangkan bukan. Namun bank yang istimewa ini memiliki peraturan bahwa poin tersebut harus dihabiskan pada hari itu juga. Apapun sisanya pada hari itu, akan hangus semua. Keesokan harinya, rekening kita akan diisi kembali oleh bank senilai 86.400 poin. 86.400 poin bila dirupiahkan senilai Rp. 86.400.000,00.

Hmm., delapan puluh enam juta empat ratus ribu rupiah dalam satu hari harus dihabiskan. Apa yang akan saya lakukan dengan uang sebanyak itu setiap harinya? Saya pasti akan menghabiskannya sampai rupiah terakhir, dengan asas kemanfaatan tentunya. Toh besok bank akan mengisi rekening saya kembali.

Jika kita analogikan bank tersebut adalah WAKTU. Setiap hari, kehidupan ini memberikan semua manusia deposito yang sama yaitu 86.400 detik. Setiap malam setiap siang, waktu yang tidak dipergunakan akan menjadi mubazir untuk hari itu. Dan keesokan harinya kita diberi waktu yang sama lagi tanpa memperhitungkan sisa waktu yang tidak terpakai kemarin. Jika kita tidak memanfaatkan waktu yang diberikan, sudah jelas kerugian ada di tangan kita. Kita tidak dapat memutar mundur waktu atau memberhentikannya bahkan satu detik saja.

Hidup bukanlah seperti komputer, kita dapat me-restartnya. Dalam kehidupan manusia, setiap orang mempunyai tiga frame waktu, yaitu past (masa lampau), present (saat ini), dan future (masa depan). Merupakan suatu hal yang sangat menyedihkan bila kita hidup dalam masa lampau. Hal positif yang dapat kita tarik dalam masa lampau adalah jika kita mampu belajar dari pengalaman kita dan memperbaikinya dikemudian hari. Demikian pula pada masa depan, janganlah kita sibuk mereka-reka apa yang akan terjadi, yang ada hanyalah kekhawatiran yang tak kunjung usai.

Semua orang tidak ada yang ingin hidup dalam penyesalan dan kekhawatiran. Setuju? Jika pendapat kita sama, kita harus menyelesaikan apa yang harus kita lakukan hari ini. Ambil tindakan terhadap 86.400 poin anda dan habiskan poin anda dengan usaha terbaik. Saat usaha terbaik telah kita kerahkan, tiada lagi penyesalan karena kita telah mencoba semuanya. Sekeping kekhawatiran mungkin terjadi, namun ingatlah bahwa "Kau Telah Berusaha! dan Allah Maha Pengasih." Ia tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.

Penyesalan dan kekhawatiran pada masa lalu dan masa depan ditentukan dari apa yang kita lakukan hari ini. So, pergunakanlah waktu ini sebaik-baiknya! Hingga saat pemilik bank menghentikan pemberian 'poin reward' kepada kita. Kita dapat mempertanggungjawabkan penggunaan 'poin reward' yang telah diberikan-Nya.

Dedicated to :

Almarhum Mbah Sastro Utomo,

* terima kasih pada-Mu Robb ku yang telah memberiku kesempatan untuk melihat beliau pada sisa akhir waktu..


0 comments

Kusut

!!!! ARGHHH !!!!

Kerinduan bidadari itu mengerikan..

Kusut..

Tak bisa kuurai..

Tak tertemu pucuk..

Selamat untukmu..

Rajutanku gagal..

Yang ada kusut tak beraturan..

===================================================================

Ingin bilang " lelah! ", lalu " cukup sudah! "
Terlintas ingin ku akhirkan saja perjalanan ini
Tapi teringat, " Lillah ", karenanya terucap " Bismillah.. Biidzinillah "
Allah kuatkan aku untuk berjuang lagi ^ ^


!!! HAMASAH !!!
 
;