Ruas ruas bersayap

Aku suka lebah
Aku suka kunang kunang
Aku suka kupu kupu
Aku suka capung
Aku suka kepik

Aish.. aku suka serangga
mereka anggun ketika terbang
bagai pernik cantik hiasan langit
selain itu, mereka tangguh hadapi metamorfosis

Lebah

Tiga binatang kecil menjadi nama dari tiga surah di dalam Al Quran adalah An Naml (semut), Al 'Ankabut (laba-laba) dan An Nahl (lebah). Jujur, diantara ketiganya aku sangat menyukai lebah. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Mereka makhluk pekerja keras, disiplin, mengenal pembagian kerja. Binatang kecil ini tidak menggangu kecuali yang menganggunya. Rasulullah mengibaratkan seorang mukmin sebagai lebah, sesuatu yang tidak merusak dan tidak pula menyakitkan : Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.

Bagi kita manusia, selayaknya menjadi pribadi yang lebih dari lebah, mengambil yang baik-baik dan melakukan yang terbaik. Menjadi jiwa-jiwa yang bermartabat dan bermanfaat bagi umat. Karena kita adalah khalifah. Khalifah tidaklah membuat kerusakan melainkan memberikan manfaat dimana pun sang khalifah berada. Be like a bee..

Dare you?

Kunang-kunang

Kata orang Jawa, kunang-kunang itu kukune wong lanang. Nah lo., terus kalau perempuan apa yaa? hmm., mungkin kudok-kudok kali ya (maksudnya kuodok.. Hee.. ^ ^v) . Mari hentikan kekonyolan dalam tulisan aneh ini. Lanjut.. Rani suka cahaya, maka bukan suatu hal yang aneh jika aku menyukai kunang-kunang. Pertama kali ku mengenalnya adalah ketika malam saat bermain di pematang sawah. Ada sesuatu yang berkelap kelip pada batang-batang ilalang. Aku coba dekati dan ia melayang membawa serta cahayanya. Dan dari bunda aku memanggilnya dengan sapaan kunang kunang. Walau tak mampu menyaingi bulan dan bintang dengan cahaya yang begitu besar, namun cahaya kunang-kunang tetap memperindah malam yang gelap dengan gemerlap. Binatang mungil ini tetap ingin membagi cahayanya untuk dunia yang besar. Karena, bukan seberapa terang cahaya kau berikan, tetapi seberapa banyak orang lain dapat memanfaatkan cahaya itu, hingga dirimu dikenali orang lain dengan cahayamu sendiri.

Kupu-kupu

Berdasarkan sedikit pengetahuanku mengenai ilmu biologi, aku hanya dapat mengartikan makhluk ini adalah yang cukup unik. Unik dengan kemampuannya dalam menjalani “metaformosis”. Metamorfosis merupakan tahapan proses rumit kehidupan kupu-kupu sebelum menjadi kupu-kupu sejati. Apabila telur itu mengalami metamorfosis dengan sempurna, maka Insya Allah ia akan menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dengan sayap-sayap yang indah dan kuat.

Pelajaran dari metamorfosis si cantik kupu-kupu adalah sebuah proses. Semua yang terjadi pada kita adalah proses kita untuk belajar. Manis ataupun pahit buah kehidupan harus bisa kita terima dengan lapang dada. Perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya merupakan perjuangan yang harus dilewati demi mengokohkan sayap dan menghiasinya dengan warna warni indah. Siapkah kita memperjuangkan sayap sayap indah kita dan menjadi seekor kupu-kupu yang terbang bebas melanglang buana ke segala tempat. Agar semua orang dapat berbahagia dengan memandang warna warni dunia kita.

Capung

Dahulu waktu masih banyak ilalang di kelapa gading. Aku suka sekali menangkap capung. Katanya bisa buat obat ngompol. Jadi kuhadiahkan capung kecil untuk temanku yang masih suka ngompol. Namanya ****. Entah kenapa bisa begitu ya, kepercayaan orang orang dulu lucu, mmm mungkin ada cairan dari tubuh capung yang bisa menekan hormon ngompol ^ ^

Masih ingat, batang batang ilalang yang menjadi medan perang. Sedikit gerak tercermati, sang capung kembali mengepakkan sayapnya, terbang tinggi membelah angkasa. Luar biasa cepatnya., makhluk itu dapat berhenti tiba-tiba dan mulai terbang ke arah berlawanan pada kecepatan berapapun atau ke arah manapun yang dipilihnya. Sedikit belajar dari capung. Selayaknya kita dapat dengan segera menyadari bahaya yang mengintai. Entah itu dari bahaya yang sifatnya nyata ataupun maya, lebih lebih dari kefuturan bahkan kekufuran. Hendaknya kita bisa bermanuver dan bergerak dengan cepat dalam menyikapi segala tantangan di dunia ini. Cepat membaca keadaan, cermat menganalisisnya dan cekat dalam bertindak.

Kepik

Aku suka kepik. Entah mengapa, pokoknya aku suka kepik. Masih tergambar surga taman kanak-kanakku. Saat kita tumbuh diantara ranum bunga serta harum rumput dan rindangnya pepohonan. Saat engkau berhasil menangkapi capung-capung itu aku iri karena tak ada satupun capung yang berhasil kutangkap. Tapi aku tak mau kalah, aku banggakan kepik-kepik mungil yang kutangkap. Ada yang berwarna emas, ada yang berwarna merah dibumbui bercak bercak hitam. Kemudian aku masukkan ke dalam stoples, kumasukkan bunga, balok kayu dan dedaunan. Tiba-tiba kepik itu membalikkan tubuhnya dan terdiam, aku panik dan mengeluarkannya dari aquarium bulat itu. Aku letakkan di meja kayu, sesaat kemudian kakinya keluar dan terbanglah dia. Wush, aku kaget, lebih-lebih tanganku lengket dan aku mencium sesuatu yang menyengat dari jari jemari tanganku. Aku berteriak histeris dan menangis. Dan kau tertawa-tawa melihat tingkahku itu. Baiklah, aku kejar kau untuk kupeperi cairan aneh ini. Saat kehendakku memuaskan mengotori pakaianmu terlampiaskan, kau balik mencipratiku dengan air kolam. Dan ahirnya kita tertawa bersama dan kau mengacak-acak rambutku. Hahaha... entahlah.. aku suka kepik atau suka kebersamaan denganmu karena kepik. Yang jelas, hingga saat ini aku masih suka kepik. Walau saat ini aku tahu namanya adalah kumbang koksi, aku tetap memanggilnya dengan sebutan kepik. Karena dengan itu, aku masih bisa menikmati kenangan kita. Eyang..

Dedicated to:

Penikmat dan pecinta serangga

0 comments:

Posting Komentar

 
;