Terdeteksi KIDULT?! KaPeeR mungkin satu solusinya

"Mba nya mah dewasa nya di lingkungan luar sana, kalau masuk pager rumah mah keluar lagi sifat kanak-kanaknya, apalagi kalau sudah deket-deket Ibu, semakin menjadi deh"

Jeleger.. bak petir di malam purnama adenya berkata tanpa berdoa eh berdosa maksudnya.. Weq, saya dibilang kanak-kanak. OMA (Oh my Allah maksudnya), emang gue gitu ya?? Memangnya ga boleh manja-manjaan sama Bundut. Pan bunda bikin aye tenang dan tentram, rasanya nyaman dan aman saat ada dalam buaiannya. Pembinaan pendewasaan kepribadian itu juga terjadi saat Rani ada dalam dekapan dan pangkuan bunda.

Jadi ingat pembicaraan dengan temen2 liqo yang notabene anak psiko. Usia kami ini seharusnya sudah punya rumah sendiri karena dengan memiliki rumah sendiri akan ada tanggung jawab pribadi dalam melunasi KPR, merawat dan membersihkan rumah, memasak sendiri, mencuci sendiri, pokoknya bisa mengurusi diri sendiri sih intinya. Bukannya, kalau mau mengurusi orang lain (suami, anak-anak, atau keluarga) harus bisa mengurus diri sendiri dulu. Nah, dengan memiliki rumah sendiri yang artinya lepas dari keluarga besar diharapkan bisa menjadi pembelajaran untuk ke arah sana.

Usia dari rentang 20 hingga 26 tahun merupakan masa transisi dari remaja ke dewasa. Kami belum bisa dikatakan dewasa sepenuhnya dan tidak pantas dikatakan remaja. Saya mengkhawatirkan kata-kata adenya tentang "sifat kekanak-kanakan" itu. Apakah virus kidult itu telah menyerang pertahanan jiwa saya kah? Mari kita lirik-lirik dunia kidult itu.. Tak kenal maka tak perlulah sok tahu. Betul kan... ^ ^

Kata om wikipedia istilah Kidult (dari kata KID dan ADULT) adalah sebutan bagi orang – orang usia 20 tahun ke atas yang masih enjoy menikmati budaya kanak – kanak, atau remaja belasan, baik secara fisik/ penampilan, gaya hidup, maupun pemikiran, yang sesungguhnya tidak cocok lagi bagi usia mereka.

Sedangkan di Australia menurut ahli kependudukan Bernard Salt, fenomena kidult mulai menjakiti mereka yang berumur 25 tahun ke atas. Mereka menunda pernikahan, menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan, memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba, membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat.

ehm, kalau mendengar penjelasan dari om wiki saya termasuk tidak ya.. Jujur saya lebih menyenangi film-film kartun daripada sinetron-sinetron yang (maaf) isinya sampah semua. Bahkan saya sengaja pulang jam jam lima teng untuk dapat menonton Monkey D Luffy dalam serial ONE PIECE. Apalagi kalau hari ahad? Nonton kartunnya bak marathon, mulai dari Spongebob, Naruto dan diakhiri dengan One Piece. Hmm, apakah ini masuk dalam katagori kidult? Wallahu a'lam

Beda lagi ceritanya jika melihat penuturan Benard Salt,
"fenomena kidult mulai menjakiti mereka yang berumur 25 tahun ke atas. Mereka menunda pernikahan, .. "

Yap, Rani bukan menunda pernikahan, tapi memang memberikan usia tertentu dalam penggenapan Dien. Ini bukan tanpa pertimbangan, saya telah membuat proposal dan telah diserahkan kepada Allah. Diterima atau tidak oleh Allah, Rani yakin bahwa itulah yang terbaik. Ada set target karier, sekolah dan menikah. Bagai makan kue, saya tidak bisa memasukkan semuanya ke dalam mulut. Jika dipaksakan, saya akan muntah. Dan itu pernah terjadi, dan semoga ini tidak terulangi.

"menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan, memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba, membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat."

Menunda punya anak?
Menikah aja belum, gimana mau menunda coba. Ck ck ck ck.. Bagi saya mah anak itu anugerah dari Allah. Buah cinta antara adam dan hawa. Untuk apa ditunda-tunda? Sebenarnya kata 'menunda' itu adalah penghalusan kata 'takut'. Yap, takut akan tanggung jawab. Ketika bayi itu menangis, menyeruaklah tanggung jawab dari kedua belah pihak. Sang Ibu wajib mengajak anak-anaknya untuk mematuhi ajaran-ajaran al-Qur'an dan Sunnah serta mendidik anaknya menjadi generasi Rabbani. Demikian pula halnya dengan sang ayah, beliau wajib menafkahi anaknya. Hamil dan menjadi orangtua adalah keputusan dengan segala konsekuensi sikap. Nah, hal inilah yang belum dimiliki oleh generasi kidult, secara sifatnya aja masih kanak-kanak. Masa orang yang bersikap kekanan-kanakan mendidik anak-anak??

Menunda membeli rumah??
Hmm, siapa sih yang ga mau punya rumah sendiri. Tabungan saya masih belum cukup untuk bayar DP rumah. Tapi saya mengazzamkan, ketika milad saya di Desember nanti kunci rumah sudah ditangan. Bismillah !!!

Lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan?
Ya ampun, saya tidak suka jalan-jalan keliling dunia. Kalau keliling gunung saya suka, tapi itu juga bisa dihitung jari. Jadi saya aman dari katagori ini.. ^ ^

Memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba?
Hmm, no comment deh ^ ^ v

Membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat?
Dunia memang mau kiamat, tapi kapan tepatnya hanya Allah Yang Maha Tahu. Mmm, kalau dicermati iya juga sih. Sindrom ini hadir kalau ada acara pesta buku. Ndak tahan kalau melihat buku bagus tergeletak di rak-rak tak bernyawa. Saya mendengar mereka memangil-manggil nama "Rani, Rani, Rani".. Ya sudah, ambil dan bawa ke kasir deh.. Saya kan orangnya ndak tegaan * hueks.. ^ ^v Tapi inget lho, kasus ini hanya terjadi di toko buku atau pesta buku, bukan di emoll atau di distro-disro. Saya hanya membeli sesuai urgensi dan keperluan. Apakah ini termasuk generasi kidult? Huft, entahlah..



Kalau ditelaah secara dalam, betul juga kata adenya. Sedikit banyak saya memiliki sifat generasi kidult. Hmm., itukan untuk yang usianya 25 tahun keatas kan yaa.. Namun, sebelum menjadi-jadi harus ada usaha preventif untuk itu. Baiklah.. saya akan mensuntikkan obat untuk melawan dan memangkas virus kidult ini.

Dengan cara apa??

Dengan menggenapkan Dien?? Mmm, belum waktunya. Kan saya punya waktu khusus untuk menunaikan ibadah ini.

Dengan punya anak?? Gimana mau punya anak.. dung dung dung. Hmm, bagaimana jika menculik anak tetangga?? Anaka TPA boleh juga, mereka kan ngefans banget sama akuu ^ ^

Dengan memiliki rumah dan tinggal di dalamnya?? Yap, mungkin lepas dari keluarga merupakan pilihan terbaik saat ini.. KPR KPR KPR


Begitulah....

======================================================================================================================================

Note : Untuk mengetahui lebih dalam tentang KIDULT langsung klik aja tulisan KIDULT nya

7 comments:

Anonim mengatakan...

ehm..
what should I type y??
I think msh demen kartun ga bisa dibilang kidult deh.
yah, lebih kepada sikap dan mindset..
antara lain sikap mandiri dan untuk belajar mandiri tidak harus dengan hidup sendiri di rumah sendiri.
kan juga bisa berlatih hidup mandiri dan membantu mengurus keluarga d rumah orang tua.
tp good luck dengan rencananya y..
semoga Allah memudahkan jalannya, amiiiin..

~eshu mengatakan...

huah, keduluan eke...

santay ajah ran,,, kita mah bersiap sama suami yg nerima kita apa adanya,,, be yourself ajah...

ga usah juga maksain feminim klo emang tomboy banget *kaya di blog yg itu tuh* :D

Rani Zaoldyeck mengatakan...

@ anonim :
wah... kau memang guruku yang ke sekian..
aamiin., makasih atas doanya..

Rani Zaoldyeck mengatakan...

@ ~eshu chan :
biar keduluan tetep di pejwan lho.. ^ ^

siap Jendral.. eike mah tetap dg eike yang anomali..

*blog yang mana yaa...

~eshu mengatakan...

yg itu tuh... :D

yg bilang *pria berkualitas suka ama wanita yg feminim*

Rani Zaoldyeck mengatakan...

@ ~eshu chan :
ooo.. blog itu.. aye ndak percaya sepenuhnya ma artikel dia, coz tmn pria ku yg berkualitas nikahnya sama akhwat gahar,sebaliknya yg ga berkualitas mlh sm yg feminim.. ^ ^v

kalau eike mah sukanya sama wanita yang berkepribadian dan berkarakter..
wahai kau wanitaa... aaa... cintailah aku * once mode :on

NisrinaFHanifah mengatakan...

saya sekarang umur 18 dan takut untuk kuliah dikarenakan tanggung jawab yang lebih besar, apakah itu termasuk kidult?

Posting Komentar

 
;